Gotong-royong Kominfo Bersihkan Hoaks Agar Jaringan Internet Aman
Menkominfo Johnny G Plate (Tangkapan layar teleconference)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah langkah untuk memutus rantai COVID-19 telah dilakukan. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) pun turut serta mengajak masyarakat, komunitas, akademisi, pengusaha hingga media untuk mendukung penanganan cepat dampak COVID-19.

"Kami memanfaatkan betul jejaring kerja sama pentahelix. Karena memutus rantai penyebaran COVID-19 tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Harus kolaboratif dan sistematis. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan Kementerian atau Lembaga terkait maupun Pemerintah Daerah. Kemudian juga dengan masyarakat, akademisi, dunia usaha dan media,” kata Menteri Kominfo Johnny G Plate melalui konferensi video.

Menteri Johnny menyatakan seluruh informasi akan disebarkan ke semua jaringan baik media sosial, media mainstream, maupun media konvensional. Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa Kominfo telah mengidentifikasi sebanyak 1.096 isu hoaks yang berkaitan dengan COVID-19.

"Hingga saat ini sudah ada total 1.096 isu hoaks terkait COVID-19 yang tersebar di platform Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube. Sebanyak 359 konten sudah dilakukan penindakan dengan take down, sementara 737 konten sedang dalam proses untuk ditindaklanjuti. Ada juga kasus yang sudah ditangani oleh Polri sekira 77 kasus hoaks," jelas Johnny.

Belum lama ini Kominfo juga telah, meluncurkan aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi pemantauan ini berguna untuk melindungi pengunanya di wilayah rawan infeksi COVID-19.

Kendati baru tersedia di Play Store Android, Komfinfo berencana untuk memasarkan aplikasi ini untuk pengguna iPhone. Johnny pun berencana untuk bernegosiasi dengan Apple agar bisa merilis aplikasinya di laman App Store.

"Kami juga sedang berkomunikasi dengan Apple untuk minta teknologi iOS agar App Store memberi akses segera instalasi PeduliLindungi secara gratis," ungkap Johnny yang berharap area pemantauan dari zona COVID-19 dapat merata dan bisa dimanfaatkan masyarakat.

"Maka monitoring atau pergerakan baik pasien atau yang sudah tertular atau yang dalam pemantauan atau OTG dapat dimonitoring pergerakannya secara online sehingga kelihat ke mana saja virus dari data pasien yang telah terdaftar di sistem," terang Johnny.

Aplikasi PeduliLindungi milik Kominfo (Aditya Fajar/VOI)

Di sisi lain, Kominfo memastikan agar layanan internet bagi masyarakat dapat terjamin. Johnny mengatakan bahwa saat ini traffic bandwidth internet masih dalam skala aman untuk mendukung aktivitas masyarakat selama di rumah. 

"Tugas utama Kominfo bersama-sama operator seluler memastikan agar tersedianya dan kesiapan seluruh jaringan telekomunikasi, baik fixed broadband maupun mobile broadband. Hingga saat ini seluruh petugas-petugas melaksanakan seluruh fungsinya, baik itu operasi dan perawatan, atau kegiatan lainnya agar ketersediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi kita terjaga dengan baik menghadapi COVID-19," ujar Johnny.

Menurut catatan Kominfo, sejak imbauan untuk bekerja dan belajar dari rumah, terdapat kenaikan maksimal lalu lintas internet hingga 30 sampai 40 persen. Umumnya lonjakan beban bandwidth internet, kerap terjadi pada saat Hari Raya Idul Fitri dan libur nasional lainnya. Kendati demikian, angka tersebut masih berada dalam kapasitas para penyedia operator seluler.