JAKARTA - London adalah rumah bagi beberapa stadion paling terkenal di dunia. Mulai dari Stadion Wembley hingga Stadion Emirates, terletak di Ibu kota Inggris ini. Kini tempat-tempat ikonik ini bisa mendapatkan transformasi dramatis di masa depan, jika salah satu prediksi arsitek benar-benar terjadi.
Pouria Babakhani, seorang arsitek yang berbasis di Hamburg, telah menggunakan alat AI (artificial intelligence ) untuk membayangkan seperti apa stadion London suatu hari nanti. Desain futuristiknya terlihat langsung dari fiksi ilmiah, dengan satu stadion bahkan berbentuk seperti sepak bola itu sendiri.
Untuk membuat gambar, Babakhani menggunakan Midjourney – sebuah program yang menggunakan AI untuk mengubah teks menjadi gambar.
“Alat desain kecerdasan buatan memiliki kemampuan untuk merampingkan proses desain, memungkinkan arsitek untuk fokus pada konseptualisasi dan penyempurnaan ide mereka daripada menghabiskan waktu untuk tugas manual,” kata Babakhani, kepada Designboom.
“Ini berpotensi mengarah pada kebangkitan arsitektur visioner, di mana para desainer dapat sepenuhnya merangkul potensi kreatif mereka dan mendorong batas-batas dari apa yang mungkin terjadi di lingkungan binaan,” tambahnya.
Beberapa desainnya tidak berbeda dengan stadion yang sudah ada, dengan desain oval yang menampilkan atap terbuka. Namun, yang lain tidak seperti apa pun yang pernah kita lihat di seluruh dunia saat ini.
Salah satu stadion tampak berdiri di atas gedung pencakar langit, dengan atap kaca di atas dasar logam berbentuk UFO. Sementara itu, yang lain berbentuk seperti bola itu sendiri, dengan desain bulat besar yang diukir dengan desain heksagonal yang terkenal.
BACA JUGA:
Sementara desain Babakhani hanya konseptual, baru-baru ini Daily Mail melaporkan berbagai desain stadion baru di Qatar selama Piala Dunia 2022.
Salah satu dari delapan stadion di turnamen tahun lalu, disebut Stadion 974, adalah stadion paling bersejarah Piala Dunia FIFA. Seperti namanya, Stadium 974 dibuat dari 974 kontainer pengiriman daur ulang yang terbuat dari baja tahan karat yang dibongkar saat turnamen selesai.
Diciptakan oleh firma arsitektur Spanyol Fenwick Iribarren, desain stadion ini awalnya terinspirasi oleh batu bata Lego dan cara mereka menumpuk dengan nyaman satu sama lain.
Seluruh struktur dibangun sedemikian rupa sehingga dapat didekonstruksi kapan saja dan dibangun kembali di lokasi lain atau diubah menjadi tempat yang lebih kecil.
Stadion 974, yang namanya sama dengan kode panggilan Qatar, menyelenggarakan tujuh pertandingan selama turnamen dan enam pertandingan grup dan satu pertandingan babak 16 besar.