JAKARTA - Setelah diprotes para penggunanya, Twitter akhirnya mengembalikan fitur pencegahan bunuh diri dan sumber informasi keamanan lainnya saat mencari konten tertentu, yang dijuluki #ThereIsHelp.
Fitur #ThereIsHelp ini menempatkan spanduk di bagian atas hasil pencarian untuk topik tertentu dan mencantumkan kontak organisasi di berbagai negara terkait kesehatan mental, HIV, vaksin, eksploitasi seksual anak, COVID-19, kekerasan berbasis gender, bencana alam dan kebebasan berekspresi.
Reuters melaporkan, Twitter telah melepas fitur tersebut dari platform-nya awal minggu lalu, atas perintah dari CEO baru Twitter Elon Musk.
Setelah pemberitaan itu meluas, kepala kepercayaan dan keamanan Twitter, Ella Irwin membenarkan perusahaan telah menghapus fitur tersebut tetapi dia beralasan hanya sementara.
“Kami telah memperbaiki dan memperbarui petunjuk kami. Mereka hanya dipindahkan sementara saat kami melakukan itu. Kami berharap untuk memiliki mereka kembali minggu depan," ujar Irwin.
"Google melakukannya dengan sangat baik dengan ini dalam hasil pencarian mereka dan (kami) benar-benar akan mencerminkan beberapa pendekatan mereka dengan perubahan yang kami buat. Kami tahu prompt ini berguna dalam banyak kasus dan hanya ingin memastikan bahwa mereka berfungsi dengan baik dan terus relevan," imbuhnya.
Berselang satu hari, Musk kemudian membantah media sosialnya pernah menghapus fitur tersebut, “Ini adalah berita palsu,” tweet Musk di Twitter-nya.
Dengan menghilangnya fitu tersebut, menyebabkan beberapa kelompok keamanan konsumen dan pengguna Twitter mengungkapkan keprihatinan tentang kesejahteraan pengguna yang rentan di platform tersebut.
Mantan anggota dewan Kepercayaan dan Keamanan Twitter yang baru-baru ini dibubarkan, Eirliani Abdul Rahman mengatakan, dia menemukan peristiwa itu sangat membingungkan dan mengganggu.
BACA JUGA:
Rahman juga menunjukkan, perusahaan biasanya mengerjakan fitur keselamatan secara paralel dan meninggalkan fitur yang sudah ada sebelum menggantinya.
"Biasanya Anda akan mengerjakannya secara paralel, bukan menghapusnya," ungkap Rahman.
Melansir The Guardian, Minggu, 25 Desember, dalam salah satu postingan blognya tentang fitur #ThereIsHelp, Twitter menyatakan bertanggung jawab untuk memastikan pengguna dapat mengakses dan menerima dukungan pada layanan saat mereka sangat membutuhkannya.
Sebagai informasi, fitur tersebut diperluas untuk menampilkan informasi terkait pencarian bencana alam di Indonesia dan Malaysia.