Apple Berencana Tinggalkan China untuk Produksi iPad di India
Apple akan melakukan rencana bisnis ke India. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Apple tampaknya sedang mengurangi hubungan atau ketergantungan dengan China, di mana perusahaan berencana untuk memindahkan produksi perangkat iPad-nya ke India.

Perusahaan dilaporkan sedang berdiskusi dengan pejabat tentang produksi iPad di India, meskipun tidak diketahui pasti kapan akan dilaksanakan.

Ini bukan kali pertama Apple akan melakukan rencana bisnis ke India, perusahaan sudah mulai merakit iPhone 14 dan model lama yang juga telah diproduksi di sana selama bertahun-tahun.

Sebelumnya pada 2022, Apple laporkan sedang menguji iPhone SE (2022) untuk pasar India, di samping model iPad dan iPad Air saat ini.

Apple bukan semata-mata tanpa alasan untuk mengalihkan produksi iPad-nya dari China, selain hubungan negara yang semakin dingin dengan Amerika Serikat (AS), kebijakan penguncian COVID-19 telah menyebabkan kekurangan pasokan yang besar untuk perangkat Apple tertentu.

Sebuah laporan dari Wall Street Journal  mengatakan, Apple sedang memajukan rencananya untuk mendiversifikasi rantai pasokannya. Secara khusus, Apple mendorong pemasoknya untuk melakukan lebih banyak pekerjaan NPI (pengenalan produk baru) di luar China.

Melansir 9to5Mac, Rabu, 7 Desember, memindahkan pekerjaan NPI ke luar China akan membantu membangun ekosistem manufaktur maju di negara-negara seperti India.

Saat ini, kurangnya proses manufaktur yang lebih maju di negara lain menjadi hambatan terbesar bagi pekerjaan Apple untuk pindah ke luar negeri.

Memang, sekarang China adalah pusat produksi terbesar Apple untuk sebagian besar produknya, meskipun telah mengambil beberapa langkah untuk mengubahnya. Selain produksi iPhone di India, beberapa model juga diproduksi di Brasil. Mitra Apple Luxshare dan Inventec berlokasi di Vietnam, tempat produk AirPods dan HomePod diproduksi.

Di tempat lain, CEO Apple Tim Cook baru-baru ini memberi tahu karyawan Apple di Jerman bahwa perusahaan ingin memproduksi lebih banyak chip di tempat asal mereka, serta di Eropa.

Idenya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada Taiwan, yang bertanggung jawab atas sekitar 60 persen produksi semikonduktor dunia.