Twitter Tawarkan Insentif Baru untuk Tarik Minat Pengiklan
Twitter Tawarkan insentif baru untuk tarik minat pengiklan. (foto: twitter @twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Twitter Inc menawarkan insentif kepada pengiklan untuk meningkatkan pengeluaran mereka di platform tersebut. Ini terungkap menurut email yang dikirim pada Kamis 1 Desember ke agen periklanan, sebagai upaya untuk memulai bisnisnya setelah pengambilalihan Elon Musk yang mendorong banyak perusahaan untuk mundur beriklan di Twitter.

Rincian penawaran insentif pertama kali dilaporkan oleh buletin Marketing Brew.

Menurut email yang ditinjau oleh Reuters , Twitter menagih tawaran itu sebagai "insentif pengiklan terbesar yang pernah ada di Twitter". Pengiklan A.S. yang membukukan 500.000 dolar AS (Rp7,8 miliar) dalam pengeluaran tambahan akan memenuhi syarat untuk mencocokkan pengeluaran mereka dengan "nilai tambah 100%", hingga batas 1 juta dolar AS (Rp15,6 miliar), kata email tersebut.

Bulan pertama Musk sebagai pemilik Twitter ia melakukan beberapa keputusan kontroversial. Misalnya dalam pengurangan staf termasuk karyawan yang bekerja pada moderasi konten. Selanjutnya muncul insiden spammer yang menyamar sebagai perusahaan publik besar. Hal tersebut telah menakuti industri periklanan.

Banyak perusahaan besar seperti General Mills Inc hingga pembuat mobil mewah Audi of America menghentikan iklan di Twitter sejak akuisisi. Musk mengatakan pada November bahwa perusahaan tersebut telah mengalami penurunan pendapatan "besar-besaran" karena perusahaan besar berhenti pasang iklan. Padahal penjualan iklan menyumbang sekitar 90% dari pendapatan Twitter.

Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters atas program baru itu.

Pengiklan di Inggris dan Jepang yang membukukan 250.000 dolar AS (Rp 3,9 miliar) dalam pengeluaran tambahan akan menerima kecocokan 100%, sementara merek di semua wilayah lain yang membelanjakan 50.000 dolar AS (Rp780 juta) akan menerima kecocokan, menurut email tersebut.

Awal Oktober, Musk mengatakan dia ingin Twitter menjadi "platform periklanan yang paling dihormati" dan bukan "pemandangan neraka yang bebas untuk semua", dalam upaya untuk mendapatkan kepercayaan dari pembeli iklan menjelang penutupan kesepakatannya.