Facebook Heran Pemerintah AS Baru Mempermasalahkan Akuisisi WhatsApp
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Beberapa hari yang lalu, Facebook dihadapi dengan protes dari berbagai pihak karena pembelian layanan pesan instan WhatsApp dan Instagram oleh Federal Trade Commisions (FTC) dan jaksa dari 46 negara bagian Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNBC Internasional, Senin 14 Desember, dan Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg menanggapi hal tersebut dengan keheranan, mengapa pembelian tersebut begitu dipermasalahkan dalam gugatan hukum.

Karena, pembelian kedua layanan tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya. Sebagaimana diketahui, Facebook membeli Instagram senilai 1 miliar dolar AS pada 2012 dan WhatsApp sebesar 19 miliar dolar AS pada tahun 2014.

"Akuisisi itu sudah diizinkan dan jika Anda bisa membeli sebuah perusahaan, kemudian 8 tahun berlalu, 10 tahun berlalu, pemerintah bisa membatalkannya, itu bisa menjadi masalah besar yang menakutkan bisnis Amerika, kita tidak akan kompetitif di dunia," ungkap Sandberg.

Menurut laporan yang beredar sebelumnya, gugatan hukum yang dilancarkan FTC dan jaksa dari 46 negara bagian AS tersebut menyatakan, bahwa Facebook dinilai anti kompetisi dan berupaya membeli rival sebelum menjadi raksasa.

Oleh karena itu, Facebook diminta melepaskan atau menjual Instagram dan WhatsApp. Menariknya, FTC sendiri dulu yang menjebolkan proses pembelian kedua layanan yang saat ini paling banyak digunakan di seluruh dunia itu.

Di sisi lain, Sandberg turut membantah bahwa Facebook terkesan monopoli dan tak punya kompetitor. Menurutnya, ada beberapa perusahaan yang telah menjadi pesaing berat Facebook.

"Ada layanan kami tapi ada juga iMessage, ada TikTok, ada Snapchat, beberapa yang telah tumbuh menjadi sangat besar dengan waktu sangat cepat," ujar Sandberg.

Sandberg mengungkapkan, layanan tersebut sangat menarik bagi para remaja, sehingga membuatnya sangat populer di berbagai belahan dunia.

"Saya sendiri tidak bisa membujuk anak saya posting di Instagram karena mereka sangat sibuk di Snapchat dan TikTok," tutur Sandberg.

Diwartakan sebelumnya, CEO Facebook Mark Zuckerberg juga telah menanggapi, bahwa upaya untuk membubarkan perusahaan bisa menjadi ancaman dan akan melawannya. Zuckerberg menjelaskan berapa banyak yang dipertaruhkan dalam tuntutan hukum baru tersebut.

Di sisi lain, pemerintah mengizinkan Instagram dan WhatsApp untuk dijalankan kembali sebagai perusahaan yang terpisah dari Facebook.