JAKARTA - Regulator sekuritas Australia telah menangguhkan lisensi cabang lokal FTX hingga pertengahan Mei tahun depan. Pengumuman pada Rabu, 16 November ini menambah kesengsaraan dari pertukaran cryptocurrency yang runtuh karena menghadapi pengawasan peraturan global yang makin ketat.
Komisi Sekuritas & Investasi Australia (ASIC) dalam sebuah pernyataan mengatakan lisensi layanan keuangan FTX Australia akan ditangguhkan hingga pertengahan Mei tahun depan, serta menarik kembali izinnya untuk menangani kontrak derivatif dan valuta asing kepada klien ritel dan grosir, bersama dengan memberikan informasi umum nasihat.
FTX yang berkantor pusat di Bahama, yang pernah menjadi bintang baru di industri crypto dengan kekayaan sebesar 32 miliar dolar AS (Rp 495 triliun) pada Januari lalu, pada pekan lalu mengajukan perlindungan kebangkrutan AS karena berjuang untuk mencegah keruntuhan menyusul serbuan para pedagang untuk menarik dana sebesar 6 miliar dolar AS (Rp 92,8 triliun) dari platform hanya dalam tempo 72 jam.
BACA JUGA:
Cabang FTX di seluruh dunia juga menghadapi pengawasan peraturan yang ketat. Komisi Sekuritas dan Pertukaran A.S. bersama dengan badan pengatur lainnya sedang menyelidiki FTX, sementara cabangnya di Jepang akan masuk ke mode "hanya tutup" mengikuti panduan dari lembaga jasa keuangan negara.
“ASIC memantau situasi ini dengan cermat dan berbicara secara teratur dengan regulator internasional dan administrator eksternal,” kata sumber ASIC yang dikutip Reuters, pada Rabu.
Mereka menambahkan FTX Australia dapat terus menyediakan layanan keuangan terbatas untuk menghentikan derivatif yang ada dengan klien hingga 19 Desember. FTX tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters, atas pernyataan ASIC tersebut.