Bagikan:

JAKARTA – Perusahaan pertukaran kripto terbesar di dunia berdasarkan volume perdagangannya, Binance, berencana menjual seluruh token FTX (FTT) yang dimiliki perusahaan. Mencuatnya rencana tersebut memicu spekulasi adanya persaingan Binance dengan FTX.

CEO Binance, Changpeng Zhao membantah spekulasi tersebut. “Mengenai spekulasi apakah ini adalah langkah melawan pesaing, itu tidak. Industri (kripto) kita berada di masa awal dan setiap kali sebuah proyek gagal secara publik, hal itu merugikan setiap pengguna dan setiap platform," kata CZ.

Informasi tersebut disampaikan CZ dalam postingan Twitter-nya pada hari Minggu 6 November . Dia mengumumkan perusahaannya akan melikuidasi semua token FTT yang dimiliki.

Lebih lanjut, Zhao menjelaskan bahwa Binance telah menerima 2,1 miliar dolar AS dalam stablecoin Binance USD (BUSD) dan token FTT dari ekuitas FTX pada tahun lalu. Sebagai informasi, Binance adalah investor awal bursa kripto FTX.

“Karena pengungkapan baru-baru ini yang terungkap, kami telah memutuskan untuk melikuidasi FTT yang tersisa di buku kami,” tulis Zhao, dilansir Bitcoin.com News.

Kendati begitu, Binance berencana meminimalisir dampak penjualan besar-besaran tersebut terhadap pasar kripto. Zhao memaparkan aksi penjualan yang dilakukan pihaknya akan berlangsung hingga beberapa bulan sampai tuntas.

"Kami akan mencoba melakukannya dengan cara yang meminimalkan dampak pasar. Karena kondisi pasar dan likuiditas yang terbatas, kami perkirakan ini akan memakan waktu beberapa bulan untuk diselesaikan," kata bos Binance.

Selanjutnya, CZ mengakui pihaknya biasanya memegang token dalam jangka waktu yang lama. FTT adalah salah satunya. CEO Binance menambahkan aksi tersebut ditujukan sebagai bagian dari menajemen risiko Binance.

“Melikuidasi FTT kami hanyalah manajemen risiko pasca-keluar, belajar dari LUNA. Kami memberikan dukungan sebelumnya, tetapi kami tidak akan berpura-pura bercinta setelah bercerai. Kami tidak menentang siapa pun. Tapi kami tidak akan mendukung orang yang melobi pelaku industri lain di belakang mereka. Maju terus,” kata CZ.

Dia menegaskan langkah tersebut bukan untuk melawan pesaing perusahaan pertukaran kripto miliknya. Lebih lanjut, CZ juga me-retweet postingan dari Whale Alert yang mengumumkan sekitar 22 juta lebih token FTT ditransfer ke Binance.

Komentar Pendiri FTX Sam Bankman-Fried

Pendiri bursa kripto terkemuka di Amerika Serikat FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) menyampaikan komentar terbarunya terkait aksi CZ tersebut. SBF memaparkan, “Saya akan menulis utas yang berbeda, tetapi saya menarik napas dalam-dalam dan mengingatkan diri saya pada sesuatu yang sebaiknya kita semua ingat: bahwa kita semua dalam hal ini bersama-sama, dan saya berharap yang terbaik untuk 'semua orang' yang mendorong industri ini maju.”

“Karena saya sangat menghormati apa yang telah kalian lakukan untuk membangun industri seperti yang kita lihat saat ini, terlepas dari apakah mereka membalasnya atau tidak, dan apakah kita menggunakan metode yang sama atau tidak. Termasuk CZ,” tambah SBF.

Terlepas dari semua itu, sebagian kalangan meyakini rencana penjualan token FTT yang akan dilakukan oleh Binance itu ada kaitannya dengan perusahaan lain yang juga didirikan oleh Sam Bankman-Fried, yaitu Alameda Research.

Perusahaan layanan perdagangan kripto Alameda Research yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried (SBF), dikabarkan telah menjual Rp4,5 triliun kripto stablecoin ke exchange kripto belum lama ini. Penjualan itu terjadi antara 31 Oktober hingga 2 November, menurut laporan CryptoSlate.

Market Maker tersebut menjual USDT senilai 168 juta dolar AS (sekitar Rp2,6 triliun) ke perusahaan kerabat, bursa kripto FTX. Alameda Research juga menjual USDP senilai 66 juta dolar AS (setara Rp1 triliun) ke bursa kripto Binance. Tidak berhenti sampai di situ, perusahaan juga menjual USDC senilai 50 juta dolar AS (sekitar Rp784 miliar) ke Circle.

Arus keluar besar-besaran terjadi sebelum pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 0,75% untuk keempat kalinya.

Sementara itu menurut laporan Dirty Bubble Media, menguraikan alasan mengapa keuangan Alameda Research "tampaknya bertumpu pada skema yang sama yang menghancurkan Celsius Network." Artikel tersebut mengutip neraca yang bocor.