Bagikan:

JAKARTA - Microsoft Corp pada Kamis, 3 November mengatakan  bahwa pihaknya akan memperpanjang dukungan teknologi untuk Ukraina secara gratis hingga tahun 2023. Hal ini disebabkan karena invasi Rusia ke negara itu terus berlanjut hingga kini, bahkan mungkin tahun depan.

Microsoft mengatakan akan memberikan bantuan teknologi tambahan hampir 100 juta dolar AS  (Rp 1,56 triliun), sehingga total dukungannya untuk Ukraina menjadi lebih dari 400 juta dolar AS (Rp 6,2 triliun) sejak krisis dimulai pada Februari.

“Dukungan Microsoft ini akan memastikan bahwa lembaga pemerintah, infrastruktur penting, dan sektor lain di Ukraina dapat terus menjalankan infrastruktur digital mereka dan melayani warga melalui Microsoft Cloud," tulis Presiden Microsoft Corp Brad Smith dalam sebuah posting blog, yang dikutip Reuters.

Menurut peneliti keamanan barat dan pejabat senior pemerintah, Ukraina juga telah menjadi sasaran berbagai serangan siber oleh Rusia sejak dimulainya konflik pada akhir Februari.

Sejumlah perusahaan di seluruh Eropa dan Amerika Utara juga telah bergerak dalam menawarkan bantuan kepada pihak berwenang dan rakyat Ukraina.

Sebelumnya pada Juni lalu, Microsoft juga mengatakan sedang melakukan pemotongan substansial untuk bisnisnya di Rusia, bergabung dengan daftar perusahaan yang telah mengurangi eksposur mereka atau menarik diri dari negara itu sebagai tanggapan atas invasi.

Pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada Februari dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk melenyapkan nasionalis berbahaya dan melindungi penutur bahasa Rusia. Kyiv menyebut aksi militer Moskow sebagai perampasan tanah imperialis yang tidak beralasan.