Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) di penghujung kepemimpinan Presiden Joe Biden mengumumkan paket bantuan militer atau senjata untuk Ukraina senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp7,9 triliun pada Kamis 12 Desember waktu setempat.

Mengutip Reuters, Jumat 13 Desember, Juru Bicara Gedung Putih John Kirby menekankan, AS memang telah memastikan akan terus menyediakan paket bantuan militer tambahan untuk Ukraina berperang lawan Rusia hingga akhir Pemerintahan Biden.

Paket bantuan militer senilai Rp7,9 triliun untuk Ukraina ini termasuk amunisi untuk sistem roket artileri mobilitas tinggi atau HIMARS, dan rudal antiradiasi kecepatan tinggi atau HARM.

Setelahnya, Biden masih bisa mengirimkan bantuan militer ke Ukraina tanpa persetujuan kongres sebelum resmi turun takhta pada Januari 2025.

Sejauh ini paket bantuan militer yang tersedia senilai 5,6 miliar dolar AS atau Rp89,5 triliun lewat pendanaan eksekutif AS alias Presidential Drawdown Authority (PDA).

PDA merupakan paket bantuan militer berisi senjata perang yang merupakan stok di gudang AS.

Nilai bantuan militer yang diumumkan Kamis untuk Ukraina ini, awalnya disampaikan pada 3 Desember oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebesar 725 juta dolar AS.

Adapun Biden yang tak lama lagi akan lengser digantikan Presiden terpilih AS Donald Trump terus berusaha membagi-bagikan bantuan militer untuk memastikan Ukraina memiliki kemampuan mempertahankan diri dari serangan Rusia.

Sementara Rusia dalam operasi militernya saat ini telah menguasai desa demi desa di timur Ukraina. Serangan darat itu bagian dari upaya Rusia untuk merebut wilayah industri Donbas.

Di satu sisi, jaringan energi Ukraina menjadi terget serangan udara Rusia menjelang masuknya musim dingin di negara itu.