Bagikan:

JAKARTA - Belum ada satu bulan sejak bos Tesla, Elon Musk mengambil alih Twitter, platform media sosial itu sudah dibanjiri dengan lonjakan perilaku kebencian.

Dalam sebuah utas yang dibagikan oleh kepala keselamatan dan keamanan Twitter Yoel Roth mengungkapkan bahwa perusahaan sedang berupaya mengatasi kampanye troll yang menyebabkan ujaran kebencian tersebut.

"Sejak Sabtu, kami telah fokus untuk mengatasi lonjakan perilaku kebencian di Twitter. Kami telah membuat kemajuan yang terukur, menghapus lebih dari 1500 akun dan mengurangi tayangan pada konten ini hingga hampir nol," tulis Roth dalam cuitannya.

Selain itu, eksekutif Twitter itu juga menjelaskan bahwa perusahaan mampu mengurangi tayangan pada konten kebencian yang membanjiri situs webnya menjadi hampir nol.

"Isu-isu ini bukanlah hal baru, dan orang-orang yang menjadi sasaran perilaku kebencian bukanlah angka atau poin data. Kami akan terus berinvestasi dalam kebijakan dan teknologi untuk membuat segalanya lebih baik," ujarnya.

Karena itu, Roth mengatakan bahwa mereka membutuhkan laporan dari orang pertama dan laporan dari pengamat secara berbeda, untuk dapat memahami konteks di balik tweet yang berpotensi berbahaya.

Menurutnya, orang pertama yang dimaksud adalah orang yang melihat suatu interaksi penuh kebencian ini terjadi atau ikut terlibat dalam interaksi tersebut, "menargetkan saya".

Sebagai penutup, Roth berjanji untuk mengungkapkan lebih banyak tentang bagaimana Twitter mengubah cara menegakkan aturannya. Laporan yang dibagikan itu tampaknya mendapatkan respon positif dari pengguna lain.

"Kerja bagus Yoel. Saya senang ada seseorang dengan integritas seperti Anda di sana. Semoga orang-orang menganggap Anda mudah. Anda baik-baik saja," tulis pengguna @Pablos_Poblanos.