WhatsApp Jadi Ladang Bagi Para Hacker, CEO Telegram Minta Pengguna Jauhi WhatsApp
WhatsApp terus diintai selama 15 tahun (foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Di era digital saat ini, satu aspek terpenting yang harus menjadi perhatian setiap orang adalah tentang keamanan privasi, terutama bagi pengembang aplikasi. Apalagi masalah keamanan terus menghampiri pengguna WhatsApp di seluruh dunia.

Hal tersebut diungkapkan oleh pendiri Telegram, Pavel Durov dalam sebuah postingan yang diunggah pada Kamis, 6 Oktober.  Durov mengatakan bahwa peretas dapat memiliki akses penuh ke semua yang ada di ponsel pengguna WhatsApp dengan mengirim video berbahaya atau memulai panggilan video dengan Anda di WhatsApp.

"Masalah keamanan WhatsApp persis seperti ini ditemukan pada tahun 2018, lalu yang lain pada tahun 2019 dan satu lagi pada tahun 2020," tulis Durov. 

Tahun 2018

Pada tahun 2018, layanan messenger WhatsApp mengonfirmasi bahwa ada bug di platformnya yang memungkinkan peretas mengambil alih aplikasi pengguna ketika mereka menjawab panggilan video yang masuk.

Tahun 2019

Kejadian serupa terjadi lagi pada tahun 2019, dimana kerentanan dalam WhatsApp telah memungkinkan penyerang untuk menyuntikkan spyware komersial Israel ke telepon. WhatsApp menemukan pada awal Mei, penyerang dapat menginstal perangkat lunak pengawasan ke iPhone dan ponsel Android dengan menelepon target menggunakan fungsi panggilan telepon aplikasi. 

Tahun 2020

Selanjutnya di tahun 2020, menurut laporan dari Times of India, aplikasi perpesanan milik Meta ini telah mengungkapkan enam kerentanan dalam aplikasi yang memungkinkan penyerang mendorong kode berbahaya dari jarak jauh melalui gambar, URL, dan panggilan video. 

Meski saat itu WhatsApp mengklaim bahwa kerentanan tersebut telah diperbaiki, tidak ada informasi resmi apakah pengguna terpengaruh atau tidak.

"Setiap tahun, kami mempelajari beberapa masalah di WhatsApp yang membahayakan semua yang ada di perangkat penggunanya," lanjut Durov. 

Ia melanjutkan, hampir pasti semua celah masalah keamanan WhatsApp sudah ada di sana dan terjadi secara tidak disengaja.

"Mereka ditanam di backdoor. Jika satu backdoor ditemukan dan harus dihapus, yang lain ditambahkan," ujarnya. 

Menurutnya, tidak ada masalah jika Anda menginstal WhatsApp di ponsel Anda, namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa semua data dari setiap aplikasi di perangkat Anda dapat diakses oleh peretas.

"Saya tidak mendorong orang untuk beralih ke Telegram di sini. Anda dapat menggunakan aplikasi perpesanan apa pun yang Anda suka, tetapi jauhi WhatsApp karena sekarang telah menjadi alat pengawasan selama 13 tahun," tandasnya.