Bagikan:

JAKARTA - Cryptocurrency menjadi amat terkenal beberapa tahun belakangan ini. Meskipun Indonesia bukan negara kripto paling aktif, tetapi memiliki potensi besar untuk adopsi web3.

Web3 atau web 3.0 merupakan ekosistem internet yang terbuka menggabungkan teknologi blockchain, dan ekonomi berbasis token yang terdesentralisasi.

Sebab itu, berkat pengguna internet dan peluang lain seperti populasi yang cukup besar, Indonesia disorot untuk adopsi web3.

"Orang Indonesia adalah konsumen besar konten media sosial. Banyak kekayaan intelektual dibuat, tetapi kreativitas kurang terekspos ketika datang ke web3. Dengan begitu banyak uang yang masuk ke crypto, mengapa tidak banyak kreativitas (web3) yang keluar dari Indonesia?" kata salah satu pendiri SerMorpheus, Kenneth Tali, dikutip dari TechCrunch. 

Terkini, startup bernama SerMorpheus mengumumkan pendanaan tahap awal senilai 2,5 juta dolar AS atau sekitar Rp37 miliar ke Indonesia.

Pendanaan itu dipimpin Intudo Ventures, dengan partisipasi dari 500 Global, Febe Ventures, AlphaLab Capital, BRI Ventures dan Caballeros Capital.

SerMorpheus yang diluncurkan pada awal 2022, bertindak sebagai penghubung merek dan konsumen melalui aset digital dalam bentuk Non-fungible token. SerMorpheus juga dapat digunakan untuk mengautentikasi kepemilikan.

Hingga saat ini, SerMorpheus digunakan sekitar 27.000 orang untuk mengklaim tiket acara musik, tunjangan penggemar eksklusif dari selebriti, keanggotaan klub sepak bola, dan sebagainya.

Cara kerjanya, SerMorpheus akan mengambil potongan 5-10 persen dari NFT yang dicetak di platformnya dan mengenakan biaya 2 persen dalam penjualan sekunder.

Dengan tim yang terdiri dari 30 orang, SerMorpheus berencana untuk menghabiskan modal baru untuk membangun infrastrukturnya dan mempekerjakan di semua fungsi.