JAKARTA - Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) pada Selasa 20 September menyatakan perusahaan telekomunikasi China, Pacific Networks Corp, anak perusahaan ComNet (USA) LLC dan China Unicom (Amerika) sebagai ancaman terhadap keamanan nasional AS.
Penunjukan tersebut berada di bawah undang-undang 2019 yang bertujuan melindungi jaringan komunikasi AS. Pada Maret 2021, FCC awalnya menunjuk lima perusahaan China di bawah apa yang disebut "Daftar Tercakup" - termasuk Huawei Technologies Co, ZTE Corp, Hytera Communications Corp, Hangzhou Hikvision Digital Technology dan Zhejiang Dahua Technology Co, sebagai ancaman terhadap keamanan AS.
FCC juga mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut tunduk pada eksploitasi, pengaruh dan kontrol pemerintah China, bersama dengan risiko keamanan nasional yang terkait. Mereka juga mengemukakan kekhawatiran bahwa mereka "akan dipaksa untuk memenuhi permintaan pemerintah China untuk penyadapan komunikasi, tanpa kemampuan untuk menentang permintaan tersebut."
Kedutaan China di Washington dan pengacara AS untuk China Unicom dan Pacific Networks tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters atas laporan tersebut.
Awal tahun ini, regulator A.S. memilih untuk mencabut unit A.S. China Unicom, Pacific Networks, dan otorisasi ComNet untuk beroperasi di Amerika Serikat, dengan alasan masalah keamanan nasional.
Ketua FCC Jessica Rosenworcel mengatakan langkah itu penting untuk melindungi jaringan komunikasi AS dari ancaman negara asing. "Kami mengambil tindakan tambahan untuk menutup pintu bagi perusahaan-perusahaan ini," kata Rosenworcel seperti dikutip Reuters
Pada bulan Maret, FCC juga menambahkan AO Kaspersky Lab Rusia, China Telecom (Americas) Corp dan China Mobile International USA ke dalam daftar tertutup.
BACA JUGA:
Pada Oktober 2021, FCC juga mencabut otorisasi AS untuk China Telecom (Amerika) dan pada 2019, menolak tawaran China Mobile untuk menyediakan layanan telekomunikasi di AS, dengan alasan risiko keamanan nasional.
Pencantuman dalam daftar tertutup berarti uang dari Dana Layanan Universal FCC senilai 8 miliar dolar AS (Rp 119,6 triliun) tidak boleh digunakan untuk membeli atau memelihara produk dari perusahaan yang masuk daftar cekal itu. Dana tersebut mendukung telekomunikasi untuk daerah pedesaan, konsumen berpenghasilan rendah dan fasilitas seperti sekolah, perpustakaan dan rumah sakit.
Awal tahun ini, Kedutaan Besar China di Washington mengatakan FCC "menyalahgunakan kekuasaan negara dan dengan jahat menyerang operator telekomunikasi China lagi tanpa dasar faktual. AS harus segera menghentikan penindasan yang tidak masuk akal terhadap perusahaan China."