JAKARTA - Pada Rabu, 14 September Dark Tracer membagikan bahwa sekitar 50.000 kredensial pengguna dari bursa kripto terbesar Indonesia, INDODAX diduga bocor ke dark web, dan 82,7% adalah kredensial pengguna Indonesia.
Namun, hal tersebut langsung dibantah oleh CEO INDODAX, Oscar Darmawan dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada VOI. Oscar juga membagikan pernyataan tersebut melalui akun Instagram pribadinya.
"Mengenai pemberitaan yang menyebutkan bahwa hacker memiliki data member dari hasil penyerangan server INDODAX, kami dapat pastikan bahwa hal tersebut adalah hoax karena kami bisa pastikan bahwa server INDODAX aman," kata Oscar.
Oscar juga mengatakan bahwa INDODAX sudah menerapkan keamanan Multi Factor Authentication dan keamanan berlapis lainnya. Jadi, tanpa memiliki akses ke handphone yang dimiliki member, siapapun tidak dapat mengakses akun tersebut selain member terkait.
BACA JUGA:
Selang beberapa jam ketika INDODAX mengonfirmasi tidak adanya data yang bocor Dark Tracker kemudian memberikan klarifikasinya, yang mengatakan bahwa data tersebut bukan dari INDODAX.
"Kredensial yang bocor ini bukan bocoran dari bursa Indodax. Kredensial yang disimpan di browser pengguna exchange yang terinfeksi malware pencuri bocor. Sebagian besar kredensial ini akan valid, dan banyak insiden keamanan baru-baru ini terjadi melalui ini," tulis Dark Tracer di Twitter.
These leaked credentials were not leaked from Indodax exchange. Credentials stored in browsers of exchange users infected with stealer malware were leaked.
Most of these credentials will be valid, and many of the recent security incidents have occurred through this.
— DarkTracer : DarkWeb Criminal Intelligence (@darktracer_int) September 14, 2022
Jadi, dapat dipastikan bahwa semua data pengguna INDODAX dalam keadaan aman.