1,3 Miliar Data SIM Card Bocor di Dark Web, Kominfo Bantah Penyebaran Data
Ilustrasi SIM Card (foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Tersebar kabar di Twitter bahwa sebanyak 1,3 miliar data pendaftaran kartu SIM telepon Indonesia telah bocor. Seorang pengguna Twitter @SRifki mengatakan bahwa data tersebut mencakup NIK, nomor telepon, nama penyedia (provider), dan juga tanggal pendaftaran. 

"Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kominfo RI," tulis Rifqi di Twitter pada Kamis, 1 September. 

Dari tangkapan layar yang diunggah, gambar tersebut menampilkan penyebar (Bjorka) menjual semua data tersebut dengan harga 742 juta rupiah. Bjorka juga membagikan dua juta sampel gratis untuk dilihat. 

Sehubungan dengan informasi yang beredar, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan bahwa itu tidak benar adanya. 

"Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan penelusuran internal. Dari penelusuran tersebut, dapat diketahui bahwa Kementerian Kominfo tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar dan pascabayar," tulis Kominfo dalam rilisnya hari ini. 

Kominfo juga membantah bahwa data kartu SIM yang disebarkan oleh akun Bjorka tersebut disebarkan oleh Kementerian Kominfo. 

Sebagai tindakan lebih lanjut, Kominfo menyebut bahwa mereka sedang melakukan penelusuran lebih mendalam terkait sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut. 

Seorang konsultan keamanan siber, Teguh Aprianto di Twitter menyarankan untuk memeriksa apakah nomor HP Anda termasuk dalam dua juta data sampel tersebut atau tidak di periksadata.com/simcardkominfo/.