Bagikan:

JAKARTA - Setelah adanya dugaan 17 data pengguna PLN yang bocor, masyarakat kembali dikejutkan dengan kejadian serupa dengan jumlah kebocoran yang tidak main-main, bahkan lebih banyak data dugaan kebocoran data PLN.

Melansir dari cuitan konsultan keamanan siber, Teguh Aprianto di Twitter, pencurian data dari 26 juta browsing history dari pengguna Indihome yang dicuri itu dibagikan secara gratis, beserta nama dan NIK mereka.

Sebelumnya pada tahun 2020, Teguh mengatakan bahwa ia telah menekan Indihome untuk mematikan tracker milik mereka yang selama ini digunakan untuk mencuri browsing history milik pelanggan, dan ternyata data tersebut sekarang bocor dan dibagikan secara gratis.

"Tahun 2020 kemarin kita berhasil menekan IndiHome untuk mematikan tracker milik mereka yang selama ini digunakan untuk mencuri browsing history milik pelanggan," kata Teguh di Twitter, dikutip Senin, 22 Agustus.

"Sekarang 26 juta browsing history yang dicuri itu bocor dan dibagikan gratis. Ternyata berikut dengan nama dan NIK," lanjut Teguh.

Menurut Teguh, kebocoran data tersebut dapat merugikan pengguna. Teguh memberikan contoh dimana ada satu pengguna yang sedang membuka video dewasa, kemudian data yang dicuri tersebut akan mengidentifikasi nama dan NIK mereka yang bisa saja menjadi bahan untuk mempermalukan orang tersebut.

Menanggapi masalah ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan dalam rilisnya bahwa mereka sedang melakukan pendalaman terhadap dugaan insiden tersebut.

"Kementerian Kominfo juga akan segera melakukan pemanggilan terhadap manajemen Telkom untuk mendapatkan laporan dan langkah tindak lanjut Telkom terkait dengan dugaan insiden," tulis Kominfo. 

Lebih lanjut, Kominfo bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akan segera mengeluarkan rekomendasi teknis untuk peningkatan pelaksanaan pelindungan data pribadi Telkom.