JAKARTA - Lebih dari 200 karyawan dan moderator konten di Facebook mengirimkan surat terbuka untuk Mark Zuckerberg. Mereka menuntut agar Facebook memberikan kesejahteraan yang layak bagi karyawan, khususnya selama pandemi COVID-19.
Dalam suratnya, mereka mengatakan jika Facebook harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan moderatornya ketika diminta kembali untuk bekerja di kantor. Di mana sebelumnya perusahaan menjanjikan karyawannya untuk bekerja dari rumah hingga Juli 2021 selama masa pandemi.
"Facebook membutuhkan kami. Sudah saatnya Anda mengakui ini dan menghargai pekerjaan kami. Mengorbankan kesehatan dan keselamatan kita demi keuntungan adalah tidak bermoral," isi surat tersebut seperti dikutip dari TechCrunch, Kamis 19 November.
BACA JUGA:
Sejatinya para moderator konten ini dikontrak melalui perusahaan pihak ketiga, Accenture di Texas. Mulanya mereka diperbolehkan untuk bekerja di rumah, namun baru-baru ini pihak perusahaan meminta para moderator kembali bekerja di kantor Facebook.
Selain meminta perusahaan untuk menerapkan tindakan pembersihan tambahan. Para moderator konten tersebut juga meminta Facebook untuk bayaran lebih yang mengharuskan mereka untuk kembali bekerja di kantor, mengingat bertambahnya kasus COVID-19 di AS.
"Kami secara bertahap mengundang orang-orang kami untuk kembali ke kantor, tetapi hanya jika ada kebutuhan penting untuk melakukannya dan hanya jika kami merasa nyaman bahwa kami telah menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat, mengikuti peraturan setempat," ungkap Accenture.
Sejauh ini Facebook memang sedang berada di bawah tekanan kuat untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah dan menghapus konten hoaks berisikan hasutan untuk melakukan kekerasan, pasca-pemilu AS 2020.
Selama pandemi, Facebook lebih mengandalkan kecerdasan buatan untuk mendeteksi konten yang melanggar kebijakannya. Namun, kecerdasan buatan dinilai tidak mampu bekerja dengan benar, sehingga membutuhkan kembali moderator manusia
"Kami menghargai karya peninjau konten yang berharga, dan kami memprioritaskan kesehatan dan keselamatan mereka. Meskipun kami yakin akan adanya dialog internal yang terbuka, diskusi ini harus jujur," tutut juru bicara Facebook, Drew Pusateri.