JAKARTA - Mata uang digital bank sentral Nigeria (CBDC), eNaira, akan memasuki fase kedua dari ekspansi dengan teknologi baru untuk meningkatkan basis penggunanya. Hal ini dikatakan oleh Gubernur Bank Sentral Nigeria, Godwin Emefiele, pada Kamis, 18 Agustus saat berbicara di eNaira Hackathon 2022 di Abuja. Mata uang digital eNaira, adalah CBDC pertama di Afrika, yang diluncurkan pada Oktober 2021.
“eNaira adalah perjalanan, bukan acara satu kali,” kata Emefiele seperti dikutip Cointelegraph. “Kami tidak punya pilihan selain hidup dengan kenyataan bahwa kami sekarang berada dalam ekonomi digital, di ruang digital, di mana pengguna uang tunai akan menghilang hampir nol.”
“Tahap kedua proyek telah dimulai dan dimaksudkan untuk mendorong inklusi keuangan dengan memasukkan pengguna yang tidak memiliki rekening bank dan tidak terlayani dengan target sekitar 8 juta pengguna aktif,” kata Emefiele.
CBDC ini memiliki sekitar 840.000 unduhan, dengan sekitar 270.000 dompet aktif, termasuk 252.000 dompet konsumen. Ada sekitar 200.000 transaksi senilai 4 miliar naira (sekitar Rp 142 miliar menurut nilai tukar resmi).
“Bank sentral memasukkan Unstructured Supplementary Service Data (Data Layanan Tambahan Tidak Terstruktur /USSD) "pada minggu depan," kata Emefiele, untuk memungkinkan pengguna membuat dompet eNaira dengan menekan kode empat digit di ponsel mereka, terlepas dari apakah mereka memiliki rekening bank atau tidak.
BACA JUGA:
Setelah itu, pengguna dengan rekening bank akan dapat menggunakan sistem pembayaran instan Nigeria Inter-Bank Settlement System (NIPS) untuk melakukan transfer antar rekening bank. eNaira sudah memiliki aplikasi yang memungkinkan pengguna membayar utilitas dan sejumlah layanan lainnya.
“Selain itu, platform eNaira Hackathon akan dilapisi ke platform eNaira untuk memberikan lebih banyak fungsionalitas,” kata Daniel Awe, kepala Afrika Fintech Foundry.
Organisasi itu dan bank sentral adalah cosponsor dari hackathon, yang diikuti oleh 4.667 startup. Dari jumlah tersebut, sepuluh mendapat hadiah, mulai dari 1 juta hingga 5 juta naira.
Karena ketidakstabilan mata uang fiat, baik naira maupun eNaira menghadapi persaingan yang kuat dari mata uang kripto, meskipun ada “larangan implisit” terhadap kripto di negara tersebut.