Kasus Ripple Makin Panas, SEC Mati-matian Cegah Dokumen Berisi Pidato William Hinman Supaya Tidak Diserahkan ke Pengadilan
Kasus Ripple vs SEC kian memanas. (foto: dok. Blokt)

Bagikan:

JAKARTA – Perseteruan Ripple dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) di meja hijau kian memanas. Setelah pengadilan mendesak SEC untuk membuka dokumen salah satu pejabat mereka, pihak regulator justru mengulur waktu dan menyatakan penolakan.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh pengacara pembela James K. Filan dalam gugatan Ripple, SEC akan mati-matian berusaha mencegah supaya dokumen berisi pidato William Hinman pada 2018 tidak diserahkan ke pengadilan.

“SEC telah mengajukan paket lengkap keberatannya kepada Putusan Hakim Netburn yang memaksa SEC untuk menyerahkan dokumen pidato Hinman, termasuk Deklarasi Ladan Stewart dan Pameran,” ujar Filan dalam postingan Twitter pada 27 Juli 2022.

SEC bersikeras bahwa dokumen Hinman itu berisi korespondensi pribadi yang bersifat internal yang tidak relevan dengan gugatan. Selanjutnya regulator AS itu menambahkan “bahkan jika relevan, draf pidato berisi pertimbangan rahasia dan nasihat hukum yang dilindungi oleh hak istimewa proses musyawarah (DPP) dan hak istimewa pengacara-klien. Hak istimewa ini melayani kepentingan publik yang penting.”

Sebelumnya, mosi SEC untuk peninjauan kembali sebagian ditolak, dan mosi untuk klarifikasi dikabulkan. Kemudian, Hakim Hakim Netburn memutuskan bahwa dokumen Hinman tidak dilindungi oleh DPP tetapi kemudian mengizinkan SEC untuk mengidentifikasi dokumen mana pun yang menurut SEC dilindungi oleh hak istimewa pengacara-klien.

SEC kemudian mengajukan mosi ke pengadilan dengan menyatakan bahwa sebagian besar dokumen tersebut dilindungi oleh hak istimewa. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Hakim Sarah Netburn.

Lebih lanjut, menurut keterangan Filan, para terdakwa Ripple diberi tenggat waktu hingga 9 Agustus untuk mengajukan tanggapan mereka terhadap keberatan SEC. Selain itu, Hakim Torres juga telah mengizinkan SEC untuk memberikan jawaban singkat dengan tenggat waktu paling lambat 16 Agustus mendatang.

Nantinya, Hakim Torres yang akan memutuskan kelanjutan kasus Ripple vs SEC tersebut. Sebelumnya, SEC dinilai telah bersikap hipokrit karena menutup-nutupi dokumen berisi pidato Hinman yang menyatakan bahwa XRP adalah sekuritas. Sementara itu, penasihat Ripple lainnya, Stuart Alderoty menilai SEC telah memanfaatkan ketidakjelasan peraturan terkait industri kripto.

“SEC telah memanipulasi tidak adanya kejelasan peraturan teknologi blockchain untuk membenarkan mengelabui otoritasnya,” kata penasihat Ripple lainnya, Stuart Alderoty dalam kicauan Twitter, 26 Juli.