Baterai Solid-state Diusulkan untuk Jadi Baterai EV Masa Depan karena Lebih Ramah Lingkungan
Baterai mobil listrik ke depan harus ramah lingkungan. (foto: dok. Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA -Baterai solid-state disebut-sebut dapat mengurangi jejak karbon baterai kendaraan listrik (EV) sebesar 29% dibandingkan dengan baterai lithium-ion cair. Menurut  kelompok kampanye ramah lingkungan di Eropa pada Selasa, 19 Juli, baterai  ini dapat mengurangi jejak karbon lebih jauh dengan menggunakan bahan yang bersumber dari bahan ramah lingkungan secara berkelanjutan,

Menurut Transport and Environment (T&E), berdasarkan perbandingan salah satu baterai solid-state yang paling menjanjikan dengan teknologi lithium-ion dan menggunakan sumber lithium yang berkelanjutan, jejak karbon baterai dapat dikurangi sebanyak 39%,

Kelompok iklim Eropa menyerukan insentif untuk memotong jejak karbon dalam peraturan baterai EV baru yang sedang diselesaikan oleh parlemen Eropa dan negara-negara anggota Uni Eropa.

"Kendaraan listrik sudah jauh lebih baik untuk planet ini," kata clean vehicles officer T&E, Cecilia Mattea dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters. "Tapi teknologi solid state adalah langkah perubahan karena kepadatan energi yang lebih tinggi berarti bahan yang jauh lebih sedikit, dan karena itu emisi jauh lebih sedikit, diperlukan untuk membuatnya."

Baterai solid-state, yang menggunakan bahan keramik padat sebagai pengganti elektrolit cair untuk mengalirkan arus listrik, dapat menyimpan lebih banyak energi, mengisi daya lebih cepat, dan menawarkan keamanan yang lebih baik daripada baterai lithium-ion cair.

Pembuat mobil termasuk Ford dan BMW telah bekerja sama dengan pemasok baterai untuk mengembangkan baterai solid-state dan mereka akan mulai muncul di EV pada paruh kedua dekade ini.

Baterai solid state membutuhkan lebih sedikit grafit dan kobalt, logam yang sebagian besar diproduksi di Republik Demokratik Kongo, yang memiliki sektor informal besar dengan warisan praktik kerja yang tidak aman dan pekerja anak.

T&E mengatakan metode penambangan lithium baru seperti sumur panas bumi memancarkan CO2 jauh lebih sedikit daripada sumber yang lebih umum digunakan termasuk lithium dari batuan keras yang ditambang di Australia dan dimurnikan di Cina.