JAKARTA - Snap Inc pada Rabu, 29 Juni meluncurkan versi berbayar dari aplikasi Snapchat di AS dan beberapa pasar lainnya. Versi berlangganan ini dipatok dengan harga 3,99 dolar AS (Rp60 ribu) per bulan.
Keputusan ini menandai langkah besar dari model pendapatan platform berbagai video itu yang selama sebagian besar pendapatannya hanya bergantung pada iklan.
Snap, yang telah menggoda dengan versi berlangganan, Snapchat +, awal bulan ini, mengatakan itu akan tersedia di Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Australia, Selandia Baru, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab saat diluncurkan.
Perusahaan media sosial berada itu selama di bawah tekanan karena perusahaan mengurangi anggaran iklan sebagai tanggapan atas kenaikan biaya dan melemahnya belanja konsumen, akibat resesi global.
BACA JUGA:
Bulan lalu, Snap mengatakan akan kehilangan target pendapatan dan laba untuk kuartal kedua dan harus memperlambat perekrutan karyawan dan mengerem pengeluaran. Kondisi itu juga membuat sahamnya turun lebih dari 40% dalam satu hari.
“Fitur awal dalam versi berbayar termasuk kemampuan untuk mengubah ikon aplikasi, melihat siapa yang menonton ulang cerita dan menyematkan pengguna lain di riwayat obrolan sebagai "BFF",” kata wakil presiden senior produk Snap, Jacob Andreou, kepada situs berita teknologi The Verge, baru-baru ini.
Introducing Snapchat+ 👋👻 https://t.co/nI9JFfo4s5
— Snap Inc. (@Snap) June 29, 2022
Untuk memulai Snapchat+, Anda cukup ketuk Snapchat+ di profil Snapchat Anda untuk memulai.
Perusahaan berjanji akan memperluas layanan berlangganan Snapchat ke lebih banyak negara di masa-masa mendatang.
Selain Snapchat, Facebook dan Instagram juga sudah memulai fitur yang pertama diperkenalkan oleh TikTok ini di platform mereka masing-masing. Bahkan Telegram sudah lebih dulu meluncurkan paket premiumnya.