JAKARTA - Platform sosial media Snapchat merilis studi singkat tentang pola pertemanan saat pandemi virus corona. Hasil studi tersebut menunjukkan adanya perubahan kebiasaan yang terjadi dalam pertemanan selama masa pandemi.
"Saat para sahabat di seluruh dunia menavigasi adaptasi kebiasaan baru dalam pembatasan sosial, Friendship Report tahun ini menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19 ini komunikasi visual menjadi lebih penting dari sebelumnya," kata Direktur Pemasaran Snapchat untuk Asia Tenggara, Anubhav Nayyar, dalam siaran persnya, Sabtu, 31 Oktober.
BACA JUGA:
Friendship Report berisi hasil wawancara dengan 30.000 orang di 16 negara untuk melihat cara berteman saat pandemi COVID-19. Di Indonesia, lebih dari 2.500 orang dilibatkan dalam studi ini.
Tiga perempat responden di Indonesia, setara 72 persen, mengatakan mereka lebih banyak menggunakan platform online untuk berkomunikasi, beberapa mengatakan (49 persen) percakapan menjadi lebih mendalam.
Sebanyak 78 persen mengatakan komunikasi lewat platform digital membantu mempertahankan hubungan pertemanan. Meski pun bisa berkomunikasi secara virtual, tingkat kesepian di Indonesia naik menjadi 42 persen, atau 18 persen lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.
Terdapat 51 persen responden yang merasa kesepian karena mereka tidak bisa bertemu teman, 29 persen merasa hubungan pertemanan melemah karena tidak bisa bertemu langsung.
Sisi positif dari isolasi ini, responden merasa benar-benar ingin menjangkau orang-orang yang mereka sayangi. Sebanyak 53 persen responden di Indonesia merasa pertemanan lebih penting sekarang dan ada 48 persen yang kembali berhubungan dengan teman yang sudah lama tidak diajak berbicara.
Secara umum, Friendship Report global ini menghasilkan kesimpulan bahwa orang masih perlu belajar untuk menjaga pertemanan jarak jauh dan kembali terhubung jika kehilangan kontak.