Bermain Gim Bisa Bantu Kamu Atasi Stres, Ikuti Cara Ini Agar Tetap <i>Chill</i>
Gim Animal Crossing New Horizons (Nintendo)

Bagikan:

JAKARTA - Gim Animal Crossing: New Horizon dirilis Nintendo pada kondisi tepat. Selain faktor nostalgia dan kerinduan penggemar, gameplay seri Animal Crossing terbaru dianggap banyak pengguna menawarkan suasana yang tenang, sehingga membantu pemain dalam mengontol emosi dan mood.

Bulan Maret menandai awal dari lockdown di beberapa daerah –terutama Jakarta. Dan berkat lockdown pula, masyarakat tiba-tiba memiliki lebih banyak waktu luang di rumah.

Sehingga, masyarakat yang memanfaatkan waktu luang dengan bermain gim bisa lebih leluasa dalam menghias pulau, menyelesaikan setiap misi, serta memancing –satu aktivitas paling menarik dan menyenangkan dari gim ini.

Di tengah kebingungan dan rasa takut menghadapi kondisi pandemi, permainan video mampu menyediakan solusi terbaik bagi masyarakat untuk melepas penat, meredakan stres, dan sedikit menghapus rasa cemas.

Bermain gim (Photo by Habib Dadkhah on Unsplash)

Gim vs Stress

Dilihat dari sudut pandang penelitian, hubungan antara gim dan tingkat stres ternyata cukup komplek. Sebuah penelitian yang terbit di jurnal Front Psychol meminta setiap paritisipan memainkan gim bertarung Mortal Kombat dan gim teka-teki Tetris.

Peneliti menghitung respon psikologis dan emosional dari setiap sesi. Hasilnya, terdapat beberapa pemain yang menunjukan gejala fisik dari peningkatan stres, seperti meningkatkanya tekanan darah serta berkurangnya Variasi Detak Jantung. Di sisi lain, dilaporkan pula tingkat emosi positif yang lebih tinggi.

Dari demonstrasi tersebut, gim memiliki beberapa manfaat yang mampu mengeluarkan otak kita dari siklus yang penuh dengan stres dan tekanan. Menurut penjelasan Regan Mandryk, profesor dari University of Saskatchewan yang meneliti hubungan antara permainan dan kesehatan, medium ini mampu menambahkan mekanisme dalam penanganan stres.

Menemukan Gim Terbaik Agar Tetap Chill

Setiap orang tentu memiliki selera tersendiri. Hal itu pula yang membuat industri gim berkembang pesat sehingga menjadi slaah satu sektor yang diperhitungkan. Di sisi lain, selera pula yang membuat tak ada judul atau jenis spesifik yang bisa menenangkan pikiran setiap orang.

Profesor dan Dicetor The Education Arcade di Massahcusetts Institute of Technology Eric Klopfer menyarankan untuk memainkan gim yang bisa menjaga pikiran dalam kondisi yang disebut Zona Perkembangan Proksimal – jenis gim yang dikuasai tapi ada beberapa kesulitan yang belum diselesaikan.

“Kemampuan belajar terbaik adalah saat Anda menemui kesulitan. Sehingga Anda bisa terus merasa tertantang untuk mengatasi kesulitan tersebut,” ungkap Eric via Populer Science, Jumat, 22 Januari.

Eric turut menjelaskan bahwa gim yang baik adalah gim yang menawarkan hal tersebut. Jika terlalu mudah, pemain akan berhenti. Pula saat terlalu sulit. Tetapi jika pengembang mampu memberikan kesulitan yang selalu meningkat, pemain pun bisa belajar selama memainkannya. Saat itulah sebuah gim membuat pemainnya tetap bertahan.

“Tingkat kesulitan itu tentu berbeda pada setiap orang, apalagi jika mempertimbangkan luasnya jenis permainan yang tersedia –mulai dari jenis poin-to-click yang terus diulang hingga mekanisme kompetitif dari gim e-Sports.

Sesuaikan dengan Tingkat Sosial Sehingga Tetap Tenang

Isolasi dan kesepian jadi hal yang lazim selama masa pandemi. Tetapi, kondisi ini juga memungkinkan terjalinnya pertemanan via online. Dan menurut temuan Mandryk, pertemanan online via gim bisa sama berhargaya dengan pertemanan di dunia nyata.

“Efek yang paling kentara pada anak-anak, yang cenderung belum mampu membedakan antara dunia nyata dan maya, karena anak-anak terkini memiliki keduanya,” papar Mandryk.

Sayangnya, interaksi sosial juga bisa merusak pengalaman seseorang di dalam gim. Maka dari itu, Mandryk menyarankan jika pemain seringmerasa bersalah atau suasana hati tambah buruk usai bermain  sebuah gim, lebih baik hentikan.

“Cari gim lain yang benar-benar bisa memuaskanmu tanpa membuat suasana hati bertambah buruk,” pungkasnya.