Toyota Jalin Kerja Sama dengan Redwood Materials Inc untuk Kembangkan Baterai Daur Ulang
Baterai daur ulang bisa jemat pemakaian nikel.(foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Startup asal AS, Redwood Materials Inc,  pada Selasa 21 Juni mengatakan Toyota Motor Corp Jepang  telah menjadi raksasa industri otomotif terbaru yang bergabung dengan inisiatif daur ulang dan remanufaktur baterai mobil listrik (EV) yang komprehensif.

Redwood Materials, yang memiliki mitra seperti pembuat mobil Ford Motor Co  dan pembuat baterai EV Panasonic Holdings Corp, sedang membangun ekosistem baterai loop tertutup yang bertujuan untuk menurunkan biaya EV dengan mengurangi ketergantungan pada bahan impor sekaligus mengurangi dampak lingkungan.

Perusahaan berusia lima tahun itu telah memfokuskan pekerjaan awal di kampus seluas 175 hektar di Nevada utara. Mereka juga berencana untuk membangun kompleks lain di Amerika Serikat bagian tenggara, menurut kepala eksekutif dan pendirinya, JB Straubel, dalam sebuah wawancara.

Fasilitas baru ini akan dapat memasok pabrik baterai senilai 1,3 miliar dolar AS (Rp 19,3 triliun yang direncanakan Toyota di North Carolina, serta pabrik baterai yang direncanakan Ford di Tennessee dan Kentucky dengan SK On, anak perusahaan dari SK Innovation Co Ltd Korea Selatan.

Redwood Materials meningkatkan produksi komponen anoda dan katoda menjadi 100 gigawatt-jam pada tahun 2025, cukup untuk memasok baterai untuk 1 juta EV per tahun. “Baterai ini akan ditingkatkan menjadi 500 GWh pada tahun 2030, cukup untuk memasok 5 juta EV per tahun atau lebih, kata Straubel, salah satu pendiri Tesla Inc seperti dikutip Reuters.

Kepala Eksekutif Tesla, Elon Musk, mengatakan pembuat EV mengharapkan untuk membangun hingga 20 juta EV per tahun pada tahun 2030. Sementara menurut peramal industri, total produksi EV global termasuk Tesla dapat mencapai sebanyak 40 juta.

Straubel mengatakan Redwood Materials sedang melakukan "berbagai diskusi" dengan Tesla, tetapi belum ada kesepakatan untuk diumumkan. Mitra Tesla dalam mengembangkan baterai selama ini juga termasuk Panasonic.

Toyota telah membangun kendaraan listrik hibrida dengan nama Prius selama lebih dari dua dekade. Dengan umur rata-rata mobil sekitar 12 tahun, beberapa model Prius awal akan mencapai akhir masa pakainya dalam beberapa tahun ini.

Setelah tidak berfungsi, baterai hibrida logam nikel mereka dapat didaur ulang dan bahan-bahan seperti nikel dan tembaga diperkenalkan kembali ke dalam rantai pasokan baterai, di mana mereka dapat melengkapi bahan mentah dari tambang.