Batu Nisan Internet Explorer Tengah Viral di Korea Selatan, Dampak Penutupan Aplikasi Kesayangan
Makam dan batu Nisan Internet Exploere jadi viral di Korea Selatan. (foto:

Bagikan:

JAKARTA - Bagi Jung Ki-young, seorang insinyur perangkat lunak Korea Selatan, keputusan Microsoft Corp  untuk mematikan browser web Internet Explorer, menandai berakhirnya hubungan cinta-benci selama seperempat abad dengan teknologi.

Untuk memperingati kematiannya, ia menghabiskan waktu sebulan dan 430.000 won (Rp 4,8 juta) merancang dan memesan nisan dengan logo "e" Explorer dan tulisan batu nisan dalam bahasa Inggris: "Dia adalah alat yang bagus untuk mengunduh peramban lain."

Setelah peringatan itu dipamerkan di sebuah kafe yang dikelola oleh saudaranya di kota selatan Gyeongju, foto batu nisan itu pun menjadi viral.

Microsoft mengurangi dukungan untuk Internet Explorer yang dulu ada di mana-mana pada Rabu 5 Juni setelah 27 tahun berjalan. Mereka kini untuk fokus pada browser yang lebih cepat, Microsoft Edge.

Jung mengatakan peringatan itu menunjukkan perasaannya yang campur aduk untuk perangkat lunak yang lebih tua, yang telah memainkan peran besar dalam kehidupan kerjanya selama ini.

"Itu menyebalkan, tapi saya akan menyebutnya hubungan cinta-benci karena Explorer sendiri pernah mendominasi sebuah era," katanya kepada Reuters.

Dia mengatakan dia merasa butuh waktu lebih lama untuk memastikan situs web dan aplikasi onlinenya bekerja dengan Explorer, daripada dengan browser lain.

Tetapi pelanggannya terus memintanya untuk memastikan situs web mereka terlihat bagus di Explorer, yang tetap menjadi browser default di kantor pemerintah Korea Selatan dan banyak bank selama bertahun-tahun.

Diluncurkan pada tahun 1995, Explorer menjadi browser terkemuka di dunia selama lebih dari satu dekade karena dibundel dengan sistem operasi Microsoft Windows yang telah diinstal sebelumnya di miliaran komputer.

Akan tetapi mereka mulai kalah dari Google Chrome pada akhir 2000-an dan menjadi subjek meme internet yang tak terhitung jumlahnya. Bahkan beberapa pengembang menyatakan jika bowser itu lamban dibandingkan dengan para pesaingnya.

Jung mengatakan dia bermaksud membuat orang tertawa dengan batu nisan itu, tetapi masih terkejut dengan seberapa jauh lelucon itu beredar di dunia maya.

"Itulah alasan lain bagi saya untuk berterima kasih kepada Explorer, sekarang telah memungkinkan saya untuk membuat lelucon kelas dunia," katanya.

"Saya menyesal mereka telah pergi, tetapi tidak akan melewatkannya. Jadi pensiunnya, bagi saya, adalah kematian yang baik," kata Jung.