Tanda Tanya Pembelian Twitter oleh Elon Musk Masih Muncul, Akun Bot Masih Jadi Perdebatan
Elon Musk masih belum ada kepastian pembelian twitter. (foto: dok. VOI)

Bagikan:

JAKARTA - CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, masih menghindari pertanyaan pada Kamis, 16 Juni, yang selama berminggu-minggu membebani pikiran karyawan dan investor Twitter.  Apakah dia masih berniat membeli perusahaan media sosial itu?

Menurut laporan Bloomberg, dalam pertemuan virtual dengan staf Twitter pada Kamis lalu, Musk dilaporkan memaparkan sebagian dari visinya untuk perusahaan.

Pertemuan tersebut menandai komunikasi resmi pertama Musk dengan karyawan Twitter sejak dia menandatangani kesepakatan pada akhir April untuk membeli perusahaan tersebut. Namun, sejak itu, Musk telah menyatakan keprihatinannya atas akuisisi senilai 44 miliar dolar AS (Rp636,6 triliun) tersebut, dan menimbulkan keraguan tentang apakah ia berniat untuk melakukannya.

Musk telah menyebutkan jumlah bot yang dilaporkan di platform sebagai masalah terbesarnya dengan langkah tersebut, meskipun Twitter menegaskan bahwa akun otomatis hanya kurang dari 5% dari total pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi (mDAU) jaringan.

Beberapa pengamat mempertanyakan apakah CEO yang terkenal lincah itu menyebarkan masalah bot yang diklaim sebagai alasan yang nyaman untuk keluar dari kesepakatan besar karena nilai Twitter anjlok di tengah aksi jual teknologi dan pasar beruang yang lebih luas.

Infografis Twitter (tim VoI)

Rencana touch-and-go Musk untuk membeli Twitter telah menjadi berita utama selama berminggu-minggu. Selama pertemuan Kamis lalu, CEO ini menggolongkan laporan media, tanpa merinci mana yang berisi kebohongan tentang bagaimana kesepakatan itu berjalan.

Dalam tweet dan korespondensi dengan manajemen Twitter, Musk telah menegaskan haknya untuk menjauh dari kesepakatan, meskipun para ahli hukum mempertanyakan apakah hal itu akan memicu tanggung jawab Musk untuk membayar ke Twitter biaya pemutusan kesepakatan sebesar 1 miliar dolar AS.

Menurut Musk, Twitter telah menolak untuk berbagi dengannya data mentah tentang jumlah spam dan akun palsu di platform media sosial, yang menurutnya perlu untuk mengevaluasi apakah akan melanjutkan kesepakatan.

“Penawaran terbaru Twitter untuk sekadar memberikan rincian tambahan mengenai metodologi pengujian perusahaan sendiri, baik melalui materi tertulis atau penjelasan lisan, sama saja dengan menolak permintaan data Mr. Musk,” tulis seorang pengacara Musk dalam sebuah surat kepada Twitter pada 6 Juni.

Di luar bot dan keluhannya dengan media, Musk pada Kamis lalu menegaskan kembali keyakinannya bahwa kebebasan berbicara adalah yang terpenting untuk Twitter. Musk sebelumnya telah berjanji untuk membatalkan larangan permanen Twitter terhadap mantan Presiden AS Donald Trump, yang dikeluarkan dari platform setelah kerusuhan di Capitol, pada 6 Januari 2020.

Musk juga menetapkan target untuk menumbuhkan Twitter dari 229 juta mDAU saat ini atau 217 menurut data 2021 menjadi 1 miliar. Dia juga mempertimbangkan untuk membebankan biaya kepada pengguna untuk memverifikasi akun  atau centang biru. Adapun bot, Musk dilaporkan mendorong untuk menggunakan kode sumber terbuka untuk memoderasi atau mengontrol spam dan akun otomatis.

Musk secara teratur berkomunikasi dengan publik melalui Twitter, sering menggunakan jejaring sosial untuk menyampaikan informasi tentang berbagai perusahaannya. Tetapi dia juga menghabiskan waktu untuk meme berbagi layanan, meremehkan politisi, dan mengejek para pengkritiknya.

Saham Twitter diperdagangkan sekitar 38 dolar AS segera setelah pertemuan pada hari Kamis itu. Pada 22 April, hari terakhir perdagangan sebelum kesepakatan diumumkan, saham Twitter ditutup pada 48,93 dolar AS. Jika kesepakatan berhasil, Musk akan membayar saham sebesar 54,20 dolar AS per saham untuk Twitter.

Sementara saham Tesla, yang merupakan bagian terbesar dari kekayaan Musk, diperdagangkan turun lebih dari 9%, pada 630 dolar per saham, pada Kamis sore.