Bagikan:

JAKARTA – Survei dari perusahaan investasi terkemuka AS Goldman Sachs melaporkan minat perusahaan investasi terhadap aset kripto mulai meningkat. Sejumlah perusahaan juga mempertimbangkan aset digital sebagai bentuk invesasi yang baru.

Sebelumnya, pada 2020 perusahaan asuransi MassMutual telah berinvestasi di Bitcoin senilai 100 juta dolar AS. Ini membuktikan adopsi aset digital mengalami pertumbuhan signifikan.

“Sebagian besar perusahaan asuransi tidak mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam cryptocurrency. Perusahaan asuransi Amerika sedikit lebih tertarik, dengan 11% saat ini diinvestasikan atau mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam mata uang kripto, dibandingkan dengan perusahaan asuransi Asia sebesar 6%, dan perusahaan asuransi Eropa sebesar 1%. Namun, tingkat minat ini masih penting,” menurut laporan dari Goldman Sachs.

Dilansir dari CryptoPotato, Survei Asuransi Manajemen Aset Goldman Sachs 2022 bertema inflasi, ketidakpastian investasi, peningkatan hasil, dan Lingkungan Sosial dan Tata Kelola (ESG). Survei tersebut melibatkan 328 CIO dan CFO, yang mewakili lebih dari 13 triliun dolar AS aset neraca global, yang merupakan sekitar setengah dari industri asuransi global.

Survei meminta responden untuk menyebutkan tiga kelas aset yang menurut mereka akan memberikan pengembalian tertinggi dalam 12 bulan ke depan. Enam persen responden yang merupakan 20 dari individu yang disurvei, memilih cryptocurrency sebagai opsi pertama, sementara 9 persen memilih kelas aset di antara tiga teratas.

Para responden kemudian diminta untuk menentukan peringkat tiga kelas aset yang akan memberikan total pengembalian terendah dalam 12 bulan, jumlah responden yang menandai cryptocurrency sebagai pilihan pertama hanya 16 persen, dan 22 persen menempatkannya di antara tiga teratas. Aset digital bernasib lebih baik daripada obligasi pemerintah dan lembaga serta uang tunai dan instrumen jangka pendek, yang menempati posisi pertama dan kedua.

Untuk sebuah pertanyaan, jika responden berencana untuk menambah, mempertahankan, atau mengurangi alokasi mereka ke kelas aset yang tersedia, 1 persen responden mengatakan mereka akan meningkatkan, dan 7 persen mengatakan mereka akan mempertahankan alokasi mereka.

“Ketika pasar kripto makin matang, ditambah dengan kepastian peraturan yang berkembang, berbagai institusi menjadi lebih percaya diri untuk mengeksplorasi peluang investasi serta mengenali dampak mengganggu dari teknologi blockchain yang mendasarinya. Saya sangat terkejut dengan meningkatnya adopsi oleh Manajer Aset global, yang dengan jelas mengenali potensi pasar ini,” ujar Kepala Aset Digital Global Goldman Sachs, McDermott.

Dari temuan survei tersebut, Goldman Sachs mendapati faktor meningkatnya minat berbagai perusahaan terhadap aset digital adalah inflasi yang dinilai sebagai masalah utama yang mengancam portofolio mereka.