JAKARTA - Kendala rantai pasokan dan meningkatnya inflasi masih menghantui Samsung, karenanya perusahaan akan memproduksi 30 juta lebih sedikit smartphone di tahun ini.
Menurut laporan dari media Korea Selatan, Maeil Business News, tiga faktor utama terjadinya penurunan produksi adalah kendala rantai pasokan, meningkatnya inflasi dan turunnya belanja konsumen, bahkan perang di Ukraina juga turut menjadi dampak yang serius bagi Samsung.
Pada Maret lalu, perusahaan mengikuti sesama raksasa teknologi Microsoft dan Apple yang juga menangguhkan penjualan di Rusia.
Dengan begitu, Samsung hanya akan menyesuaikan produksi untuk semua kelompok harga perangkat dari entry-level hingga flagships.
Samsung awalnya berencana untuk memproduksi 310 juta smartphone untuk 2022, tetapi perkembangan terbaru telah memaksa perusahaan untuk mengubah targetnya menjadi 280 juta unit.
BACA JUGA:
Meskipun pendapatan Q1 memecahkan rekor dan diperkirakan 73,7 juta pengiriman smartphone secara global, Samsung tetap harus menyesuaikan tujuannya.
Melansir TechCrunch, Senin, 30 Mei, pemain besar lainnya seperti Apple juga telah merasakan sakitnya. Laporan dari Bloomberg baru-baru ini mencatat bahwa pembuat iPhone itu sedang membatasi rencana untuk memproduksi 20 juta ponsel tambahan pada 2022.
Sebaliknya, jumlahnya dilaporkan akan tetap datar mulai 2021 lalu. Laporan tersebut mengikuti beberapa kuartal penjualan iPhone yang telah berhasil menghasilkan banyak uang, tren makro industri, tetapi perusahaan mungkin akan kembali turun, bahkan dengan kedatangan iPhone 14 yang sebentar lagi akan menjajaki pasar global.