Bagikan:

JAKARTA – Digitalisasi yang terus berkembang pesat di Indonesia menjadi salah satu pembicaraan menarik saat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan CEO Qualcomm Cristiano Amon. Dalam pertemuan Senin, 23 Mei ini Ketua Umum Partai Golkar itu menawarkan pasar digital Indonesia yang merupakan terbesar  di Asia Tenggara.

Kondisi ini makin menggiurkan lantaran pengembangan infrastruktur 5G dan potensi digitalisasi lainnya terus membaik. Bahkan Airlangga berpendapat digitalisasi sudah berkembang pesat di Indonesia. Hal itu dimulai sejak berkembangnya globalisasi serta didorong dampak pandemi Covid-19 yang turut mempercepat proses transformasi digital Tanah Air.

"Perbaikan ekonomi pasca pandemi jadi peluang untuk mentransformasi perekonomian dan berbagai aktivitas sosial ekonomi menuju ekonomi digital," katanya dikutip dari laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin, 23 Mei.

 CEO Qualcomm Cristiano Amon. (foto: ekon.go.id)

Di tingkat regional, kawasan Asean merupakan pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia, serta salah satu pasar terintegrasi yang paling berkembang.  Selain itu, sambung dia, dengan populasi 660 juta orang, Asean memiliki basis konsumen yang luas atau terbesar ke-3 setelah Tiongkok dan India.

Bahkan lebih dari 50 persen populasi Asean kini berusia di bawah 30 tahun yang merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja saat ini dan masa depan. “Dengan transformasi sejumlah regulasi investasi, Qualcomm dapat mengembangkan jaringan bisnisnya ke Indonesia, khususnya terkait pengembangan infrastruktur 5G dan sektor digital lainnya di Indonesia,” ucap Airlangga.

Airlangga juga menyatakan jika  pada 2021, terdapat transaksi komersial lebih dari US$27 miliar atau setara Rp400 triliun dengan lebih dari 2.300 startup. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak.

Airlangga juga mempromosikan jika , Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet (74 persen dari total populasi). Nilai transaksi uang elektronik juga melebihi US$2,4 miliar atau Rp35 triliun per Desember 2021.

"Bukan itu saja, tingkat inklusi keuangan di 2019 sebesar 76,19 persen dan ditargetkan akan mencapai 90 persen pada 2025, kemudian terdapat 785 juta bisnis fintech pada 2021," tutur dia.

Menko Airlangga bersama CEO Qualcomm Cristiano Amon membahas upaya-upaya yang telah dilaksanakan pemerintah dalam mendukung proses transformasi digital, khususnya untuk mendorong iklim bisnis dan investasi pada sektor tersebut.

Adapun Qualcomm adalah perusahaan yang mengembangkan produk semikonduktor dan perangkat lunak, serta menyediakan jasa teknologi nirkabel itu menyambut baik dan memberikan dukungan serta apresiasi terhadap sejumlah perkembangan transformasi digital yang sudah dijalankan pemerintah sejauh ini.  Qualcomm merupakan perusahaan yang memiliki sejumlah paten penting untuk standar komunikasi seluler 5G, 4G, dan CDMA.