Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden Joko Widodo di sela-sela rangkaian acara Pertemuan KTT Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di San Francisco mengadakan pertemuan dengan para CEO dari perusahaan-perusahaan besar di Silicon Valley dalam acara The CEO of the Silicon Valley – Luncheon yang diselenggarakan di Kampus Standford University, Palo Alto.

Airlangga menyampaikan mereka para pemimpin perusahaan dengan market-capitalization sebesar 7,3 triliun dolar AS atau setara dengan sekitar 6 kali PDB Indonesia yang sebesar 1,3 triliun dolar AS atau di urutan kedua kalau dibandingkan dengan PDB negara-negara G20.

Sebagai catatan, PDB terbesar anggota G20 adalah Amerika Serikat yakni sebesar 25,46 triliun dolar AS dan disusul China sebesar 17,96 triliun dolar AS.

Airlangga juga menyampaikan update ekonomi global dimana prospek pertumbuhan ekonomi global direvisi turun menjadi 3 persen pada 2023 dan 2,9 persen pada 2024.

"Inflasi yang tinggi dan pengetatan likuiditas masih akan memberikan tekanan pada kondisi keuangan global. Melambatnya pertumbuhan Tiongkok dan meningkatnya ketegangan geopolitik akan memperlambat kinerja perdagangan dunia. Kondisi ini yang perlu terus diwaspadai dan diantisipasi oleh seluruh dunia usaha," Jelasnya dalam keterangan resminya Minggu, 19 November.

Airlangga menyampaikan di tengah situasi ketidakpastian dan perlambatan global, fundamental perekonomian Indonesia masih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dibandingkan negara lain.

Adapun, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan sekitar 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut dan yang terbaru pada kuartal III tahun 2023 masih tumbuh 4,94 persen.

Menurut Airlangga tingkat pertumbuhan ini disertai dengan tingkat inflasi yang terkendali di level 2,56 persen (YoY) di bulan Oktober 2023 dan membaiknya indikator-indikator sosial.

Disisi lain, laporan Outlook Ekonomi dari IMF terbaru memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5 persen pada 2023 dan 2024.

Airlangga menegaskan terkait masa depan berarti membahas dua hal utama yaitu digitalisasi dan dekarbonisasi.

"Kita menyadari bahwa saat ini revolusi industri 4.0 telah mendisrupsi banyak aktivitas perekonomian. Ada Artificial Intelligence (AI), Robotisasi, ChatGPT yang bisa mendisrupsi pekerjaan manusia," Tuturnya.

Para pemimpin G20 dalam Leaders Declaration New Delhi, India, 9-10 September 2023 lalu, juga memberikan perhatian khusus terhadap AI untuk dimanfaatkan secara bertanggung jawab.

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga sudah mengatakan untuk tidak perlu takut dengan AI, karena meskipun belum terdapat regulasi, namun AI terus berkembang. Sebaliknya, perlu dilakukan antisipasi dengan menyiapkan kompetensi untuk menjadi AI Engineer dan Expert semaksimal mungkin

Selain itu, dunia juga menghadapi krisis perubahan iklim, dimana setiap negara harus melakukan tanggung jawab bersama dalam mengurangi emisi karbon.

“Saat ini, saya berada di pusat ekonomi digital dunia, bersama para pemimpin perusahaan teknologi terbesar di dunia. Wilayah ini juga merupakan pemimpin dalam upaya dekarbonisasi, dimana Stanford University menunjukkan kepemimpinannya melalui Doerr School of Sustainability,” ujar Airlangga.

Airlangga juga menegaskan kita perlu terus berkolaborasi untuk mengubah Indonesia menjadi Hub Digital Global di Asia, dan kita ingin melakukannya dengan cara yang rendah karbon.

"Ekonomi digital di Asia Tenggara dipimpin oleh Indonesia, yang sedang tumbuh signifikan. Indonesia dan ASEAN merupakan pasar yang sangat potensial dalam pengembangan ekonomi digital," ucapnya.

Seperti diketahui total populasi ASEAN mencapai lebih dari 640 juta orang dan pengguna Internet telah menyentuh 480 juta orang. Pada tahun 2023, nilai ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mencapai Nilai Barang Dagangan Bruto sebesar 218 miliar dolar AS, dan Indonesia adalah kontributor terbesar di ASEAN yang akan mencapai sekitar 130 miliar dolar AS pada tahun 2025.

Sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia juga telah mampu memperkuat fondasi perekonomian ASEAN melalui beberapa program prioritas perekonomian, salah satunya adalah percepatan perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) sebagai strategi untuk mempercepat transformasi ekonomi digital di kawasan.

Pertumbuhan nilai ekonomi digital ASEAN diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 2 triliun dolar AS pada tahun 2030 dengan implementasi DEFA.

“Kami juga yakin Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam penyediaan energi ramah lingkungan di kawasan,” ujar Menko Airlangga.

Airlangga menyampaikan Indonesia tidak hanya kaya akan mineral penting seperti nikel, tembaga, bauksit, dan pasir silika, yang semuanya diperlukan untuk bahan baterai.

Indonesia juga mempunyai potensi energi bersih yang signifikan dalam hal pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, dan tenaga surya, dengan perkiraan potensi sebesar 3.600 GW.

Dengan demikian, Indonesia akan bisa menjadi tempat pengembangan teknologi digital seperti Data Center yang ramah lingkungan.

Dalam penutupnya, Airlangga juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia juga sedang dalam proses aksesi untuk bergabung dengan OECD, sebagai upaya percepatan transformasi menuju negara maju.

“Mari kita bekerja sama, Pemerintah tidak dapat mencapai hal tersebut sendirian. Kita memerlukan dukungan dan kolaborasi seluruh pihak untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Saya berharap forum ini dapat menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi dunia, dan menjadi pemicu yang mendorong anda untuk mengembangkan usaha dan menggerakkan perekonomian Indonesia.” tutupnya