Aave Umumkan Media Sosial Terdesentralisasi Lens Protocol Sudah <i>Live</i>
Aave kembangkan Lens Protocol. (ilustrasi : Lens Protocol)

Bagikan:

JAKARTA – Pekan ini Aave (AAVE) selaku perusahaan blockchain menyatakan bahwa plaform media sosial Lens Protocol sudah bisa diakses. Perusahaan mengungkapkan terdapat 50 aplikasi menggunakan platform Lens Protocol, dilansir dari Bitcoin.com News.

Aave pertama kali mengumumkan Lens Protocol selama minggu pertama Februari 2022 dan aplikasi pertama dibangun di atas jaringan Polygon. Aave mengklaim platform menghadirkan pengalaman media sosial yang berbeda.

Stani Kulechov, CEO dan pendiri Aave Companies mengatakan cobaan Twitter dengan Elon Musk menunjukkan bahwa orang mencari sesuatu yang berbeda dari platform media sosial yang ada.

“Pengalaman media sosial relatif tidak berubah selama dekade terakhir, dan sebagian besar karena konten Anda hanya dimiliki oleh perusahaan, yang mengunci jejaring sosial Anda dalam satu platform,” ujar Kulechov dalam sebuah pernyataan kepada  Bitcoin.com News.

“Tetapi pada akhirnya, seperti yang terlihat dari tawaran Elon Musk untuk membeli Twitter, orang-orang siap untuk pengalaman yang lebih baik dari biasanya. Kepemilikan tidak hanya atas konten yang Anda buat secara online, tetapi juga profil dan jejaring sosial Anda sudah lama tertunda, dan memberdayakan pengguna adalah tujuan yang ingin dicapai Lens,” tambah Kulechov.

50 aplikasi yang dibangun di Lens mencakup aplikasi sosial hingga alat monetisasi kreator, catatan pengumuman. Pengguna Lens yang telah mencetak profil NFT mereka dapat mengakses salah satu aplikasi seperti Peerstream, Lenster, Swapify, Spamdao, dan banyak lagi.

Apa itu Lens Protocol?

Dilansir dari The Block Crypto, Lens adalah kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan pengembang untuk membuat media sosial terdesentralisasi dan bersaing dengan raksasa media sosial seperti Twitter dan Facebook. Gagasan Lens Protocol adalah untuk memfasilitasi platform yang membantu mendesentralisasi kepemilikan konten dan akun pengguna dengan menggunakan jaringan blockchain.

Alih-alih akun media sosial tradisional yang mengandalkan identitas, email, dan nama pengguna yang unik, Lens Protocol menggunakan alamat kripto dan NFT untuk tujuan autentikasi dan monetisasi. Pengaturan ini memungkinkan pengguna punya kendali penuh atas konten dan data pribadi di akunnya.