Qualcomm Manfaatkan AI untuk Perkuat Sinyal di Ponsel Cerdas
Teknologi AI akan disertakan dalam modem Snapdragon X70 (foto: Dok. Qualcomm)

Bagikan:

JAKARTA - Biasanya artificial intelligence (AI) digunakan untuk meningkatkan tampilan dan kualitas foto. Tapi kini berbeda dengan Qualcomm yang berencana untuk meningkatkan kinerja seluler dan jangkauan smartphone 5G juga.

Raksasa teknologi San Diego, California, AS itu mengklaim saat ini sedang membangun kemampuan AI ke modem besutannya untuk meningkatkan jangkauan sinyal, dan lebih menyempurnakan jangkauan semua radio yang terhubung ke perangkat, termasuk 4G dan 5G.

Teknologi AI akan disertakan dalam modem Snapdragon X70 yang akan dikirimkan tahun ini dan muncul di smartphone pada 2023 mendatang.

Pengumuman itu datang ketika Qualcomm menggelar acara KTT 5G-nya baru-baru ini. Selain rencana memanfaatkan AI, perusahaan juga akan meningkatkan kinerja teknologi gelombang milimeter (mmWave) jarak pendek berkecepatan tinggi.

Teknologi nirkabel 5G terdiri dari dua teknologi yang bekerja secara paralel, yakni sinyal sub-6GHz nirkabel, yang dapat menempuh jarak puluhan kilometer dengan kecepatan ratusan megabit per detik, dan mmWave yang kuat namun terbatas, hanya mencakup ratusan kaki dengan kecepatan throughput hingga lebih dari satu gigabit per detik.

Direktur senior pemasaran produk Qualcomm, Ignacio Contreras, mengatakan inferensi berbasis AI dapat meningkatkan jangkauan mmWave sekitar 20 persen, meskipun teknik ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan teknologi seluler lainnya.

Dasar dari teknologi ini adalah, di mana Qualcomm mengajarkan modem apa yang harus dilakukan sebelum menghadapi skenario dunia nyata. Ponsel selalu terhubung dengan menara seluler, melaporkan kondisi dan memungkinkan menara untuk mengoptimalkan transfer data.

Melansir PC World, Rabu, 11 Mei, dengan modem bertenaga AI, maka ia dapat dilatih sebelum memasuki lapangan. Di dunia nyata, modem ponsel cerdas akan mengomunikasikan kondisi saat ini serta kondisi jaringan yang diharapkan, meningkatkan kinerja untuk semua perangkat di sistem. Adanya mmWave, ponsel mungkin dapat beralih ke sinyal baru jika tersedia.

“Dengan pemrosesan AI yang terintegrasi ke dalam model sistem kami, perangkat tidak hanya dapat melaporkan kondisi saat ini, tetapi juga memprediksi kondisi yang akan terjadi pada waktu tertentu,” ujar Contreras.

Sekarang setiap implementasi mmWave membutuhkan jangkar spektrum sub-6GHz untuk menyediakan fungsi kontrol. Membebaskan mmWave dari kontrol itu akan memungkinkan 5G digunakan di lebih banyak aplikasi, seperti broadband nirkabel tetap.