Karyawan Penting Apple Ini Undur Diri karena Tolak Kebijakan Bekerja dari Kantor Lagi
Apple ingin mengembalikan karyawan ke kantor. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur pembelajaran mesin Apple, Ian Goodfellow baru saja mengundurkan diri dari jabatannya dan meninggalkan perusahaan, diklaim hal ini terkait kembalinya kebijakan bekerja dari kantor.

Goodfellow sendiri diketahui telah bekerja untuk Apple selama tiga tahun, ia adalah ilmuwan komputer terkenal dengan spesialisasinya termasuk jaringan saraf tiruan dan pembelajaran mendalam.

Sebelum di Apple, Goodfellow yang merupakan lulusan Stanford ini pernah bekerja sebagai ilmuwan riset di Google Brain dan telah berkontribusi pada banyak buku teks universitas yang diterbitkan secara luas.

Namun, dia kini telah memutuskan untuk meninggalkan perusahaan karena keputusan Apple untuk mengembalikan karyawan ke kantor. Kebijakan kerja hibrida itu memaksa karyawan untuk melakukan setidaknya dua kunjungan ke kantor setiap minggu, yang akan ditingkatkan hingga tiga hari dalam seminggu pada 23 Mei.

Kebijakan yang diklaim dapat meningkatkan produktivitas tersebut telah mendapat reaksi sejak pertama kali diumumkan oleh kepala eksekutif Tim Cook pada Maret lalu. Bahkan kolektif pekerja Apple, Apple Together, mengungkapkan pandangan kecewa tentang langkah tersebut

“Anda telah mengkarakterisasi keputusan untuk Pilot Kerja Hibrida sebagai tentang menggabungkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara langsung dan nilai fleksibilitas kerja," kata Apple Together.

“Namun pada kenyataannya, tidak mengenal kerja fleksibel dan hanya didorong oleh rasa takut. Takut akan masa depan pekerjaan, takut akan otonomi pekerja, takut kehilangan kendali," imbuhnya.

Tampaknya karyawan Apple bukan satu-satunya yang kurang tertarik untuk dipaksa kembali ke kantor. Menurut penelitian dari vendor perangkat lunak Citrix, meningkatnya harga bahan bakar juga telah menyebabkan banyak pekerja mempertimbangkan kembali perjalanan ke kantor demi bekerja dari rumah.

Hampir setengah (45 persen) pekerja Inggris berencana untuk tetap di rumah guna menghindari tingginya biaya perjalanan. Hampir setengah dari rekan-rekan mereka di seluruh dunia juga mengatakan mereka akan melakukan hal yang sama menurut penelitian.

"Saya sangat yakin bahwa lebih banyak fleksibilitas akan menjadi kebijakan terbaik untuk tim saya," ujar Goodfellow kepada The Verge yang dikutip dari TechRadar, Selasa, 10 Mei.