Bagikan:

JAKARTA – Bitcoin (BTC) sebagai mata uang kripto nomor satu dunia disebut akan kesulitan mempertahankan posisinya. Bahkan, Bitcoin berpotensi digeser oleh salah satu kripto yang memiliki proyek dan inovasi lebih kuat.

Menurut pendiri dan CEO Avalanche (AVAX), Kevin Sekniqi, mengungkapkan pandangannya terkait hal tersebut. Dia mengaku sulit membayangkan Bitcoin dapat bertahan di posisinya yang sekarangan sebagai kripto nomor wahid.

Lebih lanjut, Sekniqi menyampaikan ramalannya mengenai hal tersebut kepada para pengikut akun Twitter-nya. CEO Avalanche tersebut menyatakan bahwa suatu saat dalam dua dekade mendatang, aset kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasarnya kemungkinan besar akan dikalahkan oleh kripto lain yang memiliki ekosistem lebih baik dari BTC.

“Cukup aneh untuk mempercayai teori bahwa dalam 15-20 tahun, meskipun kurangnya inovasi atau penggunaan baru, Bitcoin akan tetap berada di posisi #1. Tampaknya cukup masuk akal untuk menyimpulkan bahwa ekosistem yang berinovasi lebih cepat pada akhirnya akan mengalahkan Bitcoin,” ujar Sekniqi, dikutip dari DailyHodl, 10 Mei 2022.

“Emas tidak perlu berinovasi, itu karena hanya ada sejumlah elemen langka di tabel periodik. Fisika tidak berinovasi, kurasa,” tambah Co-Founder AVAX.

Kendati begitu, Sekniqi tidak menyebutkan salah satu aset kripto yang berpotensi menggeser posisi Bitcoin yang memiliki ekosistem lebih kuat dan inovasi yang lebih baik dari BTC.

Selain Sekniqi, seorang pengamat kripto Nicholas Merten juga meragukan Bitcoin bisa bertahan di puncak. Secara terang-terangan, Merten menyampaikan kepada pelanggan kanal YouTube-nya bahwa Ethereum berpotensi melampaui Bitcoin.

Mata uang kripto saat ini berjumlah lebih dari sepuluh ribu cryptocurrency yang memiliki beragam proyek dan utilitasnya masing-masing. Meski tidak sedikit pula bermunculan token-token scam dan rug pull yang kerap menggondol dana investor.