Bagikan:

JAKARTA - Ternyata Twitter tidak memiliki banyak pengguna seperti yang digembar-gemborkan, perusahaan mengakui telah salah dalam menghitung jumlah penggunanya.

Menurut laporan pendapatan Kuartal I (Q1) 2022 Twitter, kesalahan itu berasal dari menghitung beberapa akun aktif ketika mereka semua terikat pada satu pengguna. Hal ini terjadi selama tiga tahun berturut-turut dari Q1 2019 hingga Q4 2021.

Twitter menjelaskan bahwa mereka meluncurkan fitur penautan akun pada Maret 2019, yang memungkinkan pengguna dengan lebih dari satu akun Twitter untuk menautkan akun mereka bersama di antarmuka penggunanya.

Cara tersebut mempermudah pengguna beralih di antara identitas mereka yang berbeda. Beberapa akun itu memang milik satu orang, tetapi terus dihitung sebagai mDAU terpisah atau pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi.

Metrik mDAU sudah menjadi cara non-standar yang diciptakan sendiri untuk mengukur pengguna di layanan tersebut. Ide itu muncul dari Twitter setelah berjuang menunjukkan pertumbuhan melalui pengukuran pengguna aktif bulanan setiap tiga bulan.

Diketahui, metrik mDAU akan mewakili pengguna yang masuk dan mengakses Twitter pada hari tertentu melalui situs web dan aplikasinya dan yang dapat melihat iklannya.

Melansir TechCrunch, Jumat, 29 April, metrik tersebut dimaksudkan untuk memberi pengiklan gambaran yang lebih baik tentang berapa banyak orang di Twitter yang memenuhi syarat untuk ditargetkan dengan pesan pemasaran mereka dalam jangka waktu tertentu.

Karena menemukan kesalahan dalam penghitungan pengguna, Twitter telah menjalankan ulang angka-angka di metrik mDAU selama kuartal terakhir, dan menyesuaikan totalnya.

Hasil penyesuaian itu menunjukkan dari yang seharusnya 1,4 juta pengguna menjadi 1,9 juta pengguna, tergantung pada kuartal. Karena basis pengguna Twitter secara keseluruhan perlahan tumbuh, begitu pula penghitungan yang berlebihan, perusahaan mendapati hampir 2 juta lebih banyak mDAU daripada yang sebenarnya dimiliki.

Meskipun ada kesalahan, tetapi Twitter mengakhiri Q1 2022 dengan perkiraan yang akurat sekarang 229 juta pengguna, naik 15,9 persen dari waktu yang sama tahun lalu, dan melampaui perkiraan analis 226,9 juta.

Lebih lanjut, media sosial berlogo burung biru itu juga telah menetapkan target tinggi untuk mencapai 315 juta pengguna pada 2023 di samping pendapatan dua kali lipat. Perusahaan percaya mereka bisa sampai di sana melalui pengembangan produk barunya. Seperti langganan Super Follow, Twitter Spaces, dan layanan berlangganan premium Twitter Blue.