Bagikan:

JAKARTA - Pendiri Twitter Inc ,  Jack Dorsey,  membidik dewan perusahaan media sosial itu dalam serangkaian tweet pada Senin malam, 17 April karena dinilai membebani tawaran pengambilalihan Elon Musk senilai 43 miliar dolar AS (Rp617,7 triliun).

Dorsey, yang juga anggota dewan Twitter, menambahkan obrolan di platform micro-blogging minggu lalu ketika dia mengatakan bahwa dewan Twitter "secara konsisten telah menyebabkan disfungsi perusahaan."

Menanggapi tweet pada Senin lalu, yang menanyakan mengapa dia tidak "melakukan apa-apa" ketika dia adalah CEO Twitter, Dorsey menyatakan frustrasi pada kemampuannya yang terbatas untuk berbicara secara bebas.

"Begitu banyak yang bisa dikatakan ... tapi tidak ada yang bisa dikatakan," tweet Dorsey.

Tweet Dorsey muncul setelah dua minggu pergolakan di perusahaan media sosial yang dimulai saat Musk mengungkapkan 9,2% sahamnya di twitter dan kemudian membuat penawaran pembelian atas platform micro-blogging ini. Pada Jumat, 15 April, dewan mengadopsi "pil racun" untuk membatasi kemampuan Musk untuk meningkatkan sahamnya di perusahaan.

"Saya benar-benar berharap saya bisa menerobos semua abstraksi di sini dan menjawab Anda, tetapi sayangnya dan celakalah," tweet Dorsey sebagai balasan untuk utas lain yang mendesaknya untuk membagikan pemikirannya.

CEO Tesla Inc, Elon  Musk dianggap telah sangat vokal dalam kritiknya terhadap strategi Twitter dan dewannya. Dia membuat cuitan pada Senin lalu, bahwa gaji anggota dewan Twitter akan menjadi 0 dolar AS jika tawarannya berhasil. Penghapusan gaji ini akan menghasilkan penghematan sebesar 3 juta dolar AS (Rp43 miliar) setiap tahunnya.

Menurut laporan Reuters, selain Musk, terdapat pula pembeli potensial lainnya, seperti perusahaan ekuitas swasta Thoma Bravo, yang juga mempertimbangkan tawaran pembelian untuk Twitter.

Dorsey sendiri kini menjabat sebagai CEO Square dan menduduki kursi di dewan Twitter. Masa jabatannya akan berakhir pada Mei atau pada pertemuan tahunan perusahaan yang akan datang.