Bagikan:

JAKARTA - Grup perangkat lunak bisnis asal Jerman, SAP, berencana untuk keluar dari Rusia sepenuhnya sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina.  Meskipun pada Selasa, 19 April mereka menyatakan masih memungkinkan bagi pengguna Rusia untuk menjalankan perangkat lunaknya selama bertahun-tahun tanpa dukungan.

SAP  bergabung dengan daftar panjang perusahaan, termasuk saingannya Oracle  yang bulan lalu sudah menghentikan penjualan layanan dan produknya di Rusia. Perusahaan dari pembuat peralatan telekomunikasi Nokia hingga Goldman Sachs juga telah hengkang sepenuhnya dari Rusia.

Pembuat perangkat lunak asal Jerman untuk manajemen proses bisnis tidak memberikan dukungan atau pembaruan apa pun kepada pelanggan yang di negara yang terkena sanksi. Hal ini dikatakan oleh Chief Financial Officer SAP, Luka Mucic, kepada wartawan melalui telepon. Ia juga menambahkan bahwa dampak penuh dari ini aksi tersebut mungkin memerlukan waktu.

"Tidak ada tombol merah ajaib yang dapat ditekan SAP untuk membuat lisensi perangkat lunak ini menghilang dari komputer," kata Mucic kepada Reuters, tentang perangkat lunak SAP, yang dijual sebagai perangkat lunak berlisensi atau dengan basis berlangganan melalui cloud.

Negara-negara Barat telah menanggapi invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari dengan menjatuhkan sanksi pada sejumlah perusahaan dan individu yang terkait dengan Kremlin.

Sebagai bagian dari penutupan cloud, SAP juga telah memberikan pilihan kepada perusahaan yang tidak terkena sanksi untuk menghapus data mereka, dikirim ke mereka, atau dimigrasikan ke pusat data di luar Rusia.

"Pelanggan cloud Rusia yang telah memilih jalur migrasi, kami tidak akan memperbarui langganan cloud mereka yang ada saat mereka datang untuk pembaruan," kata Mucic. Ia menambahkan kontrak ini berlangsung rata-rata lebih dari tiga tahun.

Bisnis SAP di Rusia, yang telah beroperasi selama lebih dari 30 tahun. Namun hanya menyumbang sebagian kecil dari pendapatannya secara  global. Bisnisnya di wilayah tersebut, termasuk Rusia, Belarusia dan Ukraina, hanya mencapai sekitar 1,5% dari total pendapatan mereka.

SAP mengatakan akan fokus pada pengelolaan dampak keluarnya pada lebih dari 1.200 karyawan di Rusia. Mucic mengatakan akan menyelesaikan rencana penghentian aktivitas itu selama beberapa bulan mendatang.