Beli 9,2 Persen Saham, Elon Musk Berencana Ubah Kebijakan Twitter!
Elon Musk kini menjadi pemegang saham terbesar di Twitter. (foto: Instagram @teslamotors)

Bagikan:

JAKARTA - Miliarder Elon Musk dikabarkan telah membeli 9,2 persen saham Twitter. Jumlah ini, menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar di perusahaan media sosial tersebut.

Kabar itu membuat saham Twitter melonjak 22 persen di awal perdagangan. Musk tidak mengungkapkan tujuan dari pembelian tersebut, tetapi sahamnya bernilai 2,9 miliar dolar AS atau setara Rp41,5 triliun pada penutupan perdagangan Jumat, dan 3,5 miliar dolar AS yang setara Rp50,1 triliun setelah lonjakan Senin pagi.

Musk sendiri sering menjadi kritikus tentang kebijakan Twitter belakangan ini, bahkan dia melontarkan ide untuk membuat platform media sosialnya sendiri, yang mungkin bisa menyaingi temannya, Jack Dorsey.

Secara terbuka, Musk mempertanyakan pendekatan Twitter terhadap kebebasan berbicara melalui jajak pendapat yang dilakukan di akun Twitter-nya pada 25 Maret.

“Kebebasan berbicara sangat penting untuk demokrasi untuk berfungsi. Apakah Anda yakin Twitter secara ketat mematuhi prinsip ini?” tanya Musk.

Musk juga mengatakan: "Konsekuensi dari jajak pendapat ini akan menjadi penting," imbuhnya.

 “Mengingat bahwa Twitter berfungsi sebagai alun-alun kota publik de facto, gagal mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara secara fundamental merusak demokrasi,” tweet Musk pada hari berikutnya.

Melansir CNN Internasional, Selasa, 5 April, tampaknya komentar ini muncul usai Musk membeli saham Twitter pada 14 Maret, jadi ide Musk yang ingin membuat media sosial baru kemungkinan setelah keputusannya tersebut.

Menurut peraturan perundangan di AS, setiap kali investor membeli saham perusahaan 5 persen atau lebih, mereka harus mengungkapkan pembelian tersebut dalam pengajuan ke Securities and Exchange Commission.

Meskipun saham kurang dari 10 persen di sebuah perusahaan, tetap dianggap pasif di mata Wall Street, hal itu bisa menandakan upaya Musk untuk mengambil peran lebih aktif dalam menjalankan Twitter.

"Saya pikir dia berniat untuk aktif dan memaksakan perubahan di Twitter. Ini adalah kesempatan bagi dewan direksi dan tim manajemen Twitter untuk memulai diskusi," kata analis teknologi Wedbush Securities, Dan Ives.

Ives menambahkan jika Musk tidak mencoba mengubah cara Twitter beroperasi, pembeliannya yang besar dapat mendorong beberapa investor lainnya untuk mengambil saham di perusahaan tersebut. "Dengan satu atau lain cara, dia akan mengubah arah Twitter," kata Ives.

Menurut Ives, mungkin tidak realistis bagi Musk atau siapa pun untuk mencoba membangun platform baru yang bersaing dari awal. Jadi lebih masuk akal baginya untuk mencoba mengubah praktik di Twitter itu sendiri.

Sebagai informasi, Musk memiliki 80 juta pengikut di Twitter, jauh lebih banyak daripada CEO lainnya. Dan dia sering berkicau seputar perkembangan Tesla dan SpaceX.