Bagikan:

JAKARTA - Sebuah studi yang dipublikasikan pada 21 Maret di Nature Ecology & Evolution, mengungkapkan bahwa Orangutan memiliki bahasa mereka sendiri. Sama seperti manusia, bahasa tersebut dibentuk oleh pergaulan sosial.

Studi yang dipimpin oleh  Dr Adriano R. Lameira, asisten profesor di Departemen Psikologi Universitas Warwick, ini telah merekam panggilan dari 76 individu orang utan di enam populasi di rawa-rawa dan hutan hujan rendah Kalimantan dan Sumatera.

Menurut para ahli, mahkluk yang terancam punah itu memiliki kepribadian vokal yang berbeda, tergantung pada kelompok sosial tempat tinggal dan berkomunikasi mereka.

Secara khusus, kelompok orangutan dengan kepadatan rendah memiliki panggilan vokal yang konvensional. Sedangkan kelompok orang utan dengan kepadatan tinggi menunjukkan panggilan vokal yang lebih asli dan tidak dapat diprediksi secara akustik.

Jika dibandingkan dengan kera lainnya, orangutan lebih cenderung tidak mengeluarkan banyak suara. Umumnya, mereka melakukan perjalanan melalui hutan sendirian.

Para peneliti juga menemukan bahwa populasi orang utan berbeda secara alami dalam kepadatan populasi, dari kelompok yang bersosialisasi secara intens hingga yang lebih tersebar.

“Populasi kepadatan rendah tidak terlalu bervariasi dalam pilihan sinyal mereka, tetapi mereka memiliki serangkaian pilihan yang relatif kaya,” kata Dr Lameira kepada MailOnline.

Sedangkan populasi kepadatan tinggi lebih hiruk pikuk, ada variasi liar dalam varian panggilan mereka, tetapi varian panggilan yang sangat orisinal dan dengan cepat hilang dan tidak pernah diproduksi lagi.

“Hal tersebut yang pada akhirnya membuat individu dengan rangkaian panggilan dasar yang relatif miskin yang mereka gunakan secara konsisten,” jelas Dr Lameira.

Menurut penelitian sebelumnya, manusia dan orangutan berbagi sekitar 97 persen DNA mereka. Jika komunikasi panggilan orang utan dipengaruhi oleh keadaan sosial, maka kemungkinan besar hal ini juga terjadi pada nenek moyang kita, seperti Homo erectus.

Orangutan merupakan spesies pertama yang menyimpang dari garis keturunan kera besar. Tetapi juga merupakan satu-satunya kera besar yang menggunakan vokal dan konsonan seperti suara dengan cara yang kompleks, sejajar dengan ucapan manusia.

“Bukti baru ini memperkuat pandangan baru bahwa kera besar sangat diinginkan dan spesies model unik untuk meningkatkan (pemahaman) kita tentang asal bahasa dan bahasa,” pungkas Lameria.