Bagikan:

JAKARTA - Produsen mobil asal China,  Great Wall Motor,  telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah Thailand untuk memangkas harga eceran kendaraan listriknya. Pernyataan itu muncul dari  eksekutif perusahaan pada Selasa, 22 Maret.

Langkah ini disebut   bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan produksi EV domestik di Thailand.

Menurut Michael Chong, General Manager Great Wall Motor Thailand, perjanjian tersebut, yang melibatkan subsidi pemerintah dan pengurangan pajak pertambahan nilai, dapat menghemat pembeli  hingga 160.000 baht (Rp 68,5 juta) per unit.

Perjanjian Itu akan berlaku untuk kendaraan yang biasanya dihargai 1 juta baht, dan mewakili penghematan sekitar 13-15%.

"Ini sangat menguntungkan bagi pelanggan kami... karena harga ini lebih terjangkau," kata Chong, di Bangkok International Motor Show 2022, seperti dikutip Reuters.

Menurut Kementerian Keuangan Thailand Kesepakatan serupa juga telah ditandatangani dengan pembuat mobil pesaing lainnya, SAIC-CP Motor, yang diwakili unit Thailand SAIC Motor Corp.

Perjanjian ini muncul  ketika Thailand mencoba untuk mendorong penggunaan EV dan mempertahankan statusnya sebagai pembuat mobil regional utama di Asia Tenggara. Pemerintah Thailand kini menargetkan produksi 725.000 unit EV per tahun, atau 30% dari output pada tahun 2030.

Chong mengatakan faktor lain seperti kenaikan harga energi juga mendorong permintaan EV, terus tumbuh signifikan di banyak negara.

"Harga minyak terus naik, sehingga orang yang membeli ICE (internal combustible engine) akan merasa lebih mahal," kata Chong. Ia juga  menambahkan bahwa EV akan membantu untuk membuat udara lebih bersih. Inilah  sesuatu yang telah diperjuangkan Bangkok, ibu kota Thailand.

Great Wall Motor sendiri pada tahun 2020 mengambil alih pabrik General Motors di Thailand, untuk dijadikan  pusat perakitan dan ekspor mobil terbesar keempat di Asia.

Selama ini manufaktur mobil telah menyumbang sekitar 10% dari produk domestik bruto Thailand dan pekerjaan manufaktur.

Menurut Chong, Great Wall tahun ini perusahaan berencana menjual 20.000 unit di Thailand antara dua mereknya, BEV Ora Good Cat dan Haval SUV. Mereka  berencana untuk memproduksi EV secara lokal, di Thailand, pada tahun 2024.

Namun transisi ini akan memakan waktu, dengan kurang dari 4.000 kendaraan listrik terdaftar di Thailand tahun lalu, dan investasi manufaktur masih dilakukan pada mesin konvensional.

Itu termasuk produsen mobil asal AS, Ford, yang menginvestasikan  900 juta dolar AS (rp13 triliun) untuk meningkatkan pabriknya di Thailand guna membangun truk pikap Ranger dan SUV Everest.

"ICE akan ada untuk sementara waktu," kata Andrea Cavallaro, Direktur Operasi Ford, International Market Group. Ia pun  menambahkan teknologi dan infrastruktur EV belum diadopsi di seluruh Asia Tenggara.