Bagikan:

JAKARTA – Bank di berbagai dunia dikabarkan menggunakan blockchain Ripple untuk meningkatkan sistem pembayaran lintas batas. Upaya Komisi Bursa dan Sekuritas AS (SEC) yang menjegal langkah XRP di meja hijau tidak mempengaruhi pertumbuhan reputasi dan ekspansi Ripple.

Baru-baru ini bank dari Kanada dan Israel telah menadatangani nota kesepahaman dengan bank terbesar di negeri Kanguru, National Australia Bank (NAB). Kesepakatan ini ditujukan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi sistem pembayaran lintas batas, strategi inovasi, dan sebagainya, seperti yang dilansir dari Bitcoinist, 22 Maret 2022.

Berbagai lembaga keuangan di lebih dari 55 negara di dunia dikabarkan menggunakan jaringan pembayaran Ripple. Layanan On Demand Liquidity (ODL) mereka memanfaatkan aset kripto XRP guna “mendapatkan likuiditas selama transaksi lintas batas, sebagai alternatif dari sistem tradisional.”

Kedua bank dari Kanada dan Israel yang menjalin kesepakatan itu adalah Canadian Imperial Bank of Commerce (CIBC) dan Bank Leumi Israel. Kini keduanya menggunakan jaringan pembayaran Ripple untuk layanan transfer uang antarnegara. Ini merupakan hasil dari kesepakatan kedua bank tersebut yang beraliansi dengan NAB.

Jaringan Ripple digunakan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan mengurangi biaya, mempercepat transaksi keuangan, serta memperkuat sistem keamanan.

Digunakannya jaringan Ripple memberi keuntungan kepada bank-bank bersangkutan. Hal itu terbukti dari transaksi yang tadinya memakan waktu hingga dua hari, kini bisa diselesaikan hanya dalam beberapa menit saja. Kecepatan transaksi yang efisien memang dibutuhkan bank di era digital seperti saat ini guna memperkuat kepercayaan konsumen kepada lembaga keuangan.

“Kami percaya bahwa teknologi memiliki potensi untuk tidak hanya memberikan pembayaran internasional secara real-time, tetapi juga meningkatkan keamanan dan efisiensi sistem pembayaran kami. Jadi ini adalah bagian penting dari pekerjaan,” ungkap pihak National Australia Bank.

“Kami senang dapat bekerja dengan CIBC dan telah bermitra dengan mereka dalam menggunakan teknologi blockchain Ripple untuk menyelesaikan transfer pembayaran internasional antar bank kami sebagai bukti konsep,” tambahnya.

Manajer Umum NAB Labs, Jonathan Davey, berharap aliansi lembaga keuangan mampu membukakan pintu bagi berbagai bank “untuk mengakses inisiatif dan wawasan inovasi internasional kelas satu.”

Davey juga menilai bahwa ini adalah kesempatan bagi insitusi keuangan untuk mengembangkan solusi bersama dan memanfaatkan pengetahuan serta wawasan global untuk “menjadi yang terdepan” di era saat ini yang menuntut perubahan serba cepat.

Di sisi lain, kasus SEC dan Ripple yang sedang berlangsung tidak berpengaruh apa-apa pada pertumbuhan perusahaan pengembang XRP tersebut. Justru perkembangan reputasi dan kemitraan Ripple dengan berbagai lembaga keuangan internasional semakin kuat.

Di Australia , jaringan Ripple telah menjadi populer. Keunggulan Ripple diakui oleh berbagai bisnis keuangan yang bermitra dengan otoritas negara ketika mereka mengembangkan kerangka peraturan yang berkaitan dengan aset kripto.

Asheesh Birla selaku General Manajer RippleNet memaparkan bahwa volume pembayaran telah mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS pada akhir tahun 2021. Ripple juga berhasil memperluas produk On-Demand Liquidity (ODL) ke 22 pasar tujuan. Birla menyatakan bahwa ODL hampir menjangkau cakupan global.

Dia meyakini pertumbuhan reputasi dan ekspansi Ripple yang cepat itu diakibatkan oleh kemampuan ODL yang memiliki kecepatan transaksi tinggi dan lebih efisien. Ini dinilai menjadi solusi baru bagi sistem keuangan saat ini.