JAKARTA – Ripple dikabarkan mengangkat Michael Warren ke jajaran dewan direksi perusahaan. Warren merupakan seorang mantan penasihat senior di Gedung Putih pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama.
Dilansir dari U.Today, Warren menyatakan bahwa dia ingin “memajukan jarum” regulasi kripto bersama Ripple, mengacu pada perseteruan yang berkelanjutan antara Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang dinilai menghambat perkembangan perusahaan.
Saat ini Warren memegang posisi direktur pelaksana perusahaan konsultan global Albright Stonebridge Group. Dia juga sempat menjabat sebagai direktur Dewan Ekonomi Nasional selama pemerintahan Clinton.
CEO Brad Garlinghouse memuji rekam jejak Warren dalam pernyataannya, mengklaim bahwa keahliannya akan menjadi “sumber daya yang tak ternilai” bagi perusahaan.
BACA JUGA:
Warren diharapkan membantu Ripple untuk memperluas kehadirannya di pasar global dan mendorong adopsi produk perusahaan sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya.
U.Today juga melaporkan bahwa sebelumnya Ripple menunjuk Sandie O'Connor dari JPMorgan ke dewan direksinya pada Desember 2020, yang terjadi hanya beberapa minggu sebelum perusahaan dijegal oleh gugatan SEC. Rintangan peraturan, bagaimanapun, tidak menghentikan mantan Bendahara AS Rosie Rios untuk bergabung dengan dewan perusahaan pada Mei 2021.
Dewan Ripple juga termasuk mantan diplomat Anja Manuel, mantan Penasihat Sekretaris di Departemen Keuangan AS Craig Phillips, CEO SBI Ripple Asia Masashi Okuyama, dan profesor ekonomi Susan Athey.
Garlinghouse dan salah satu pendiri Ripple, Chris Larsen, telah didakwa melakukan penawaran sekuritas ilegal oleh SEC. Mosi fair notice dari SEC untuk menolak gugatan baru-baru ini ditolak oleh pengadilan.
Saat penulisan harga XRP diperdagangkan di level Rp11.333. Ripple mengalami kenaikan sebesar 3,3 persen dalam 24 jam terakhir menurut data Coingecko.