Bagikan:

JAKARTA –Serangan balik dari peretas atau hacker pro Ukraina mulai bermunculan. Ini dibuktikan dengan adanya  beberapa  situs web beberapa media Rusia telah diretas pada Senin, 28 Februari.

Menurut laporan dari  Reuters, beberapa situs resmi  Rusia isinya telah diganti dengan pesan anti-perang dan seruan untuk menghentikan invasi Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke Ukraina.

"Warga yang terhormat. Kami mendesak Anda untuk menghentikan kegilaan ini, jangan mengirim putra dan suami Anda ke kematian tertentu," bunyi pesan itu. "Putin memaksa kita untuk berbohong dan menempatkan kita dalam bahaya."

Situs web kantor berita negara Rusia, TASS, bersama dengan situs berita rbc.ru, kommersant.ru, fontanka.ru dan iz.ru dari outlet media Izvestia semuanya mengalami pemadaman, dengan beberapa tampilan web itu menampilkan pesan tersebut.

Pembicaraan gencatan senjata antara pejabat Rusia dan Ukraina dimulai di perbatasan Belarusia pada Senin, 28 Februari, ketika Rusia menghadapi isolasi ekonomi yang semakin dalam empat hari setelah menginvasi Ukraina.

Rusia mengatakan pasukannya telah masuk dan campur tangan di Ukraina dalam "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi negara itu. Regulator komunikasi Rusia juga telah memperingatkan media lokal dan perusahaan teknologi asing terhadap apa yang dikatakannya sebagai penggambaran palsu kegiatan Rusia dalam materi yang dipublikasikan secara online.

"Kami telah diisolasi dari seluruh dunia, mereka telah berhenti membeli minyak dan gas. Dalam beberapa tahun kami akan hidup seperti Korea Utara," lanjut pesan tersebut. "Untuk apa ini? Agar Putin bisa masuk ke buku sejarah? Ini bukan perang kita, ayo hentikan dia!"

Beberapa media Rusia mengatakan Anonymous, komunitas aktivis online, amorf,  yang pertama kali menarik perhatian global sekitar satu dekade lalu, menyatakan bertanggung jawab atas peretasan tersebut.