JAKARTA - Twitter baru saja menghadirkan pembaruan yang memudahkan pengguna berinteraksi melalui direct message (DM) dengan orang-orang yang mereka inginkan.
Pembaruan tersebut meliputi pemasangan pin hingga enam DM atau percakapan, jadi pengguna tak perlu lagi menggulir ke bawah atau mencari DM untuk mengirim pesan baru, karena percakapan yang mereka inginkan saat dipasangkan pin akan tetap berada di atas.
Pin bisa menjadi cara yang berguna untuk membuat beberapa percakapan mudah diakses, meskipun beberapa orang mungkin kecewa mengetahui bahwa mereka hanya dapat menyimpan enam di bagian atas daftar.
Untuk menggunakannya di ponsel, pengguna hanya perlu menggeser percakapan favorit ke kanan dan mengetuk tombol pin untuk melayangkannya ke bagian atas DM.
Keep your fave DM convos easily accessible by pinning them! You can now pin up to six conversations that will stay at the top of your DM inbox.
Available on Android, iOS, and web. pic.twitter.com/kIjlzf9XLJ
— Twitter Support (@TwitterSupport) February 17, 2022
Sebelumnya, pin ini hanya tersedia untuk pelanggan Twitter Blue, tetapi sekarang tersedia untuk semua orang di Android, iOS, dan web.
Perluasan ini datang hanya beberapa bulan setelah pin percakapan DM datang ke pengguna Blue pada November 2021. Namun, tidak terlalu mengejutkan.
Twitter mengatakan akan menggunakan Blue untuk menawarkan akses awal ke fitur, dan pin DM adalah salah satu yang pertama.
BACA JUGA:
Situs microblogging itu memang cukup memberikan perhatiannya pada fitur DM. Pada 2019, perusahaan juga bereksperimen dengan kapasitas pencarian DM yang lebih canggih yang memungkinkan pengguna melakukan pencarian kata kunci untuk percakapan di DM.
Melansir Social Media Today, Jumat, 18 Februari, meskipun bukan fungsi utama, DM merupakan elemen penghubung penting di Twitter, terutama untuk brand yang ingin menawarkan kerja sama melalui tweet, yang sering kali dapat menyertakan informasi sensitif, seperti detail informasi pribadi
Memang, menurut penelitian Twitter sendiri, sebanyak 73 persen pengguna Twitter cenderung men-tweet pada suatu brand untuk mendapatkan tanggapan, 52 persen lebih cenderung untuk men-DM akun brand ketika datang ke info yang lebih pribadi.