Waze Terpaksa PHK Karyawan dan Tutup Kantor di Beberapa Negara
Aplikasi Waze (dok. 9to5Google)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan yang memberhentikan karyawan di tengah pandemi COVID-19 sepertinya terus bertambah. Salah satunya platform navigasi digital, Waze yang dikabarkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 30 orang karyawannya.

Melansir The Verge, Kamis 10 September, angka tersebut terhitung lebih dari 5 persen dari total 555 orang tenaga kerja Waze. Hal itu diklaim karena dampak dari pandemi COVID-19 yang hingga kini belum berangsur membaik.

CEO Waze Noam Bardin mengatakan kepada karyawannya, bahwa pembatasan perjalanan yang diberlakukan di seluruh dunia telah menyebabkan penurunan signifikan dalam penggunaan aplikasi, perjalanan yang dilakukan melalui layanan carpool dan pendapatan iklan perusahaan.

"Ini telah memaksa kami untuk memikirkan kembali prioritas, dan kami telah memutuskan untuk memfokuskan sumber daya kami pada peningkatan produk untuk pengguna kami, mempercepat investasi kami dalam infrastruktur teknis, dan memfokuskan kembali upaya penjualan dan pemasaran kami di sejumlah kecil negara bernilai tinggi," ungkap Bardin.

Menurut laporan Bardin, Waze juga akan menutup kantor penjualan di Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Colombia, Argentina dan Chile. Sementara itu, karyawan yang masih bertahan saat ini akan dialihkan pekerjaan mereka untuk terfokus pada penjualan, kerjasama dan tim pemasaran.

Nantinya karyawan yang di PHK masih akan mendapatkan bonus akhir tahun jika memenuhi syarat, serta menerima tunjangan seperti perawatan kesehatan dan bantuan mencari pekerjaan, baik di Google maupun di tempat lain hingga 2021 awal.

Sebagai informasi, Waze yang diakuisisi oleh Google pada 2013 lalu seharga 1,2 miliar dolar AS telah berjuang keras di tengah pandemi, sayangnya perusahaan terus mengalami penurunan sejak April lalu sekira 60 persen secara global.

Di satu sisi, Waze tidak sendirian, layanan ride-hailing seperti Uber, Gojek, Grab dan Lyft pun terpaksa memberhentikan sejumlah besar karyawannya karena dampak dari pandemi COVID-19 ini.