Telementoring ECHO  Tingkatkan Deteksi Dini dan Perbaiki Kesintasan Kanker Payudara Diluncurkan
Linda Agum Gumelar, Ketua YKPI. (foto: dok. ykpi)

Bagikan:

JAKARTA - Menandai peringatan Hari Kanker Sedunia 2022, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan Komunitas Peduli Kanker Payudara (KPKP) Kab. Tangerang menandatangani kerja sama proyek percontohan telementoring ECHO (Extension of Community Healthcare Outcomes).

Kerja sama ini   bertujuan untuk meningkatkan upaya deteksi dini kanker payudara melalui. Proyek ini juga didukung oleh Pusat Kanker Nasional RS. Kanker Dharmais yang  bertindak sebagai pengampu, RSUD Tangerang sebagai rumah sakit yang diampu (spoke) serta Roche Indonesia yang merupakan mitra kerja Project ECHO global di Indonesia.

Penandatanganan Perjanjian Kerja sama antara Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan Komunitas Peduli Kanker Payudara (KPKP) Kabupaten Tangerang untuk Pelaksanaan Pilot Project/ Proyek Percontohan, dilakukan  pada Rabu, 16 Februari.

Proyek ini juga muncul dengan tema “Penguatan Kemampuan Melaksanakan Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Tenaga Kesehatan, Kader dan Masyarakat Perempuan di Kabupaten Tangerang Melalui Telementoring dan Pelatihan Terstruktur”.

Prinsip dari pilot proyek sesuai acuan dari ECHO (Extension of Community Healthcare Outcomes) adalah mempergunakan teknologi untuk memperkuat sumber daya yang sulit terjangkau. Misalnya melalui fasilitas online, teleconferencing, dan video recording.

Adapun salah satu tujuan kegiatan pilot proyek ini antara lain adalah : mendukung pembentukan model “Hub” dan “Spoke” untuk pengembangan keterampilan dan kapabilitas dari para kader kesehatan, penggunaan teknologi sederhana untuk mengedukasi target kelompok tentang kesadaran dan deteksi dini kanker payudara.

“Selain itu juga  memperkuat kerja sama dengan para pengambil kebijakan agar jika ditemukan kasus kanker payudara, dapat dipastikan adanya akses terhadap penatalaksanaannya sesuai kebutuhan pasien sejak stadium dini,” ujar Linda Agum Gumelar, Ketua YKPI, dalam rilis yang diterima VOI.

Adapun Target peserta pelatihan pada pilot proyek ini adalah tenaga kesehatan, kader kesehatan dan komunitas KPKP Kabupaten Tangerang. Kegiatan berlokasi di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, sebagai SPOKE adalah Komunitas Peduli Kanker Payudara Kab. Tangerang dan RSUD Kab. Tangerang.

Sementara sebagai HUB dalam proyek ini adalah Yayasan Kanker Payudara Indonesia dan RSKD, dan sebagai Narasumber dari Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), serta untuk Pengambil Kebijakan adalah Kepala Pemerintah Kabupaten Tangerang. Puskesmas yang terlibat dalam proyek ECHO yaitu Puskesmas Curug dan Puskesmas Kelapa Dua, Kabupaten  Tangerang.

Kegiatan ini berlangsung selama 1 tahun. Kabupaten Tangerang  dipilih karena selama ini YKPI sudah beberapa kali melakukan kerja sama dengan PKK Kabupaten Tangerang serta lokasi target peserta yang tidak jauh dari Jakarta.  Kabupaten Tangerang adalah satu-satunya Kabupaten di Indonesia yang begitu besar kepeduliaannya terhadap masalah penanggulangan kanker payudara.

“Pada  9 Desember 2019 berdasarkan Surat Keputusan Bapak Bupati, Pemerintah Kabupaten Tangerang resmi membentuk Komunitas Peduli Kanker Payudara Kabupaten Tangerang,” ungkap Linda.

Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, sebagai RS rujukan tingkat Provinsi Banten, didapatkan angka penderita kanker payudara di Provinsi ini  cukup tinggi. Pada tahun 2019 saja pasien yang berobat sebanyak 4289 pasien, dimana sekitar 12% merupakan pasien baru. "Kebanyakan dari pasien ini memiliki kelainan payudara stadium Lanjut (kanker payudara) yang angka kesakitan dan kematiannya sangat tinggi sekali," ungkap Yuli Zaki Iskandar.

Untuk itu, lanjut Yuli Zaki Iskandar yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tangerang, ingin terus mengedukasi para perempuan di Tangerang akan pentingnya melakukan deteksi lebih dini jika mereka merasakan ada gangguan atau mengarah kanker payudara.

"Kita terus berikan pemahaman kepada masyarakat Kabupaten Tangerang, khususnya perempuan kader PKK desa untuk mendeteksi lebih awal akan bahaya kanker payudara," ujar Yuli.