Bagikan:

JAKARTA - Setelah kepergian musisi sekaligus penyanyi Neil Young dan Joni Mitchell dari Spotify, kini platform musik streaming itu mulai bertindak. CEO Spotify Daniel Ek mengatakan perusahaan akan menerbitkan aturan platform lama, agar lebih transparan tentang kebijakan yang mengatur konten di platform secara lebih luas.

"Secara pribadi, ada banyak pandangan di Spotify yang saya sangat tidak setuju. Penting bagi saya bahwa kami tidak mengambil posisi sebagai sensor konten sambil juga memastikan bahwa ada aturan dan konsekuensi bagi mereka yang melanggarnya," ujar Daniel dalam unggahan resminya di web Spotify.

Daniel kemudian menjelaskan bagaimana setiap episode podcast tentang COVID-19 sekarang akan disertai dengan penasihat konten.

"Penasihat ini akan mengarahkan pendengar ke Pusat COVID-19 kami yang berdedikasi, sumber daya yang menyediakan akses mudah ke fakta berdasarkan data, informasi terkini yang dibagikan oleh para ilmuwan, dokter, akademisi, dan otoritas kesehatan masyarakat di seluruh dunia, serta tautan ke sumber tepercaya," kata Daniel.

Melansir Sky News, Senin, 31 Januari, perusahaan juga akan mulai menerbitkan aturan platformnya, yang dikembangkan oleh tim internal bersama dengan sejumlah pakar luar dan diperbarui secara berkala.

Nantinya, aturan tersebut akan memberi tahu kontributor untuk tidak mempromosikan konten berbahaya, menipu, sensitif, atau ilegal di Spotify. Tak hanya itu, konten yang melanggar aturan pun dapat mengakibatkan konten yang melanggar dihapus dari Spotify.

"Perusahaan akan mulai menguji cara untuk menyoroti aturan platform kami di alat pembuat dan penerbit kami untuk meningkatkan kesadaran tentang apa yang dapat diterima dan membantu pembuat memahami akuntabilitas mereka untuk konten yang mereka posting di platform kami," jelas Daniel.

Young dan Mitchell mulai menarik musik mereka dari Spotify ketika Joe Rogan menyebarkan informasi yang salah tentang vaksin COVID-19 melalui podcastnya, The Joe Rogan Experience.

Namun melansir Engadget, Spotify membela praktiknya terhadap informasi yang salah dan mengatakan bahwa mereka telah menarik lebih dari 20.000 episode podcast terkait COVID-19. Terlepas dari itu semua, podcast Rogan masih tersedia di platform.

Tindakan Spotify ini juga rupanya tak disukai para karyawannya, dan mereka kesal dengan kemitraan perusahaan serta Rogan karena pandangannya tentang COVID-19.

Sebelumnya, Kepala komunikasi global perusahaan, Dustee Jenkins, dilaporkan membahas kekhawatiran tersebut di Slack Spotify dan memberi tahu karyawan bahwa sebuah tim telah meninjau beberapa episode Joe Rogan Experience yang kontroversial dan menemukan bahwa mereka tidak memenuhi ambang batas untuk dihapus.

Dia menyebut anggota tim yang melakukan tinjauan internal beberapa ahli terbaik di bidangnya dan juga mengatakan bahwa Spotify bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membantunya mengembangkan kebijakannya.

"Apa yang belum dilakukan Spotify adalah bergerak cukup cepat untuk membagikan kebijakan ini secara eksternal, dan sedang berupaya untuk mengatasinya sesegera mungkin," tutur Jenkins.