Bagikan:

JAKARTA - Para ilmuwan sedang mengembangkan pesawat ruang angkasa yang sangat ringan untuk menjelajahi Planet Venus, dan dapat beradaptasi di lingkungan asing selain Planet Bumi.

Diusulkan pada tahun 2014 oleh Northrop Grumman, proyek yang dijuluki Venus Atmospheric Manoeuvrability Platform (VAMP) akan mengerahkan pesawat dari Bumi untuk menelusuri atmosfer atas Venus.

Pesawat ruang angkasa yang didesain seperti balon ini akan memiliki beban lebih ringan dari udara, yang dapat menjelajahi awan dari Venus dan menyelidiki tanda-tanda kehidupan purba di planet terpanas di Tata Surya itu.

Nantinya pesawat luar angkasa ini akan dilengkapi perangkat lunak untuk menavigasi atmosfer Venus secara mandiri, yang dikembangkan para ilmuwan dari Universitas Virginia Barat.

Melansir The Independent, Kamis, 23 Desember, dengan dibekali mesin hibrida, pesawat akan menggunakan daya apung dan gaya angkat aerodinamis untuk mengontrol ketinggiannya. Sebab, suhu Planet Venus dapat mencapai sekitar 475 derajat Celcius, dan telah melelehkan banyak probe yang dikirim ke sana.

Sementara, di siang hari mereka akan mengumpulkan energi dari Matahari sebagai daya penggeraknya. Lebih lanjut, para ilmuwan mengklaim bahwa perangkat lunak mereka akan mengoptimalkan jalur penerbangan sambil memperhitungkan angin kencang dan intensitas sinar Matahari, memungkinkannya untuk merencanakan penerbangan untuk periode yang paling lama, berbulan-bulan hingga satu tahun.

Perangkat lunak tersebut akan memiliki tiga tujuan utama, yakni membuat perencana gerak untuk pesawat sehingga dapat diperintahkan oleh tim sains NASA, melokalisasi pesawat di atmosfer menggunakan kendaraan dan peta planet, dan mengoordinasikan kendaraan untuk estimasi atmosfer yang lebih baik. kondisi.

Perencana gerakan harus dipertimbangkan untuk strategi energi yang optimal, karena nantinya pesawat luar angkasa ini akan mengorbit atmosfer Venuvian, yang akan memakan waktu lama tanpa cahaya di sisi gelap planet, sehingga pesawat perlu memiliki energi yang cukup untuk bertahan pada periode ini.

Artinya, baik ilmuwan dan tim sains harus mengetahui informasi tentang arah angin, dan menavigasi robot ke arah tersebut karena akan membutuhkan lebih sedikit daya. Ini semua perlu dilakukan tanpa GPS (yang membutuhkan jaringan satelit).

Tantangan Lainnya saat Menjelajahi Venus

Diklaim, ada bentuk kehidupan biologis di awan asam Venus karena adanya amonia. Amonia terbuat dari hidrogen, tetapi proses non-biologis tampaknya tidak dapat mencapai jumlah yang diyakini para ilmuwan di awan, itu menunjukkan bahwa penyebab biologis lebih mungkin terjadi.

“Kita tahu bahwa kehidupan dapat tumbuh di lingkungan asam di Bumi, tetapi tidak ada yang asam seperti awan Venus yang diyakini. Jika ada sesuatu yang membuat amonia di awan, maka itu akan menetralkan beberapa tetesan, membuatnya berpotensi lebih layak huni,” ujar salah satu ilmuwan dari Universitas Cardiff, Dr William Bains.

“Ada banyak tantangan lain yang harus dihadapi kehidupan jika ingin hidup di awan Venus. Hampir tidak ada air di sana sebagai permulaan, dan semua kehidupan yang kita ketahui membutuhkan air. Tapi jika ada kehidupan, maka menetralkan asam akan membuat awan sedikit lebih layak huni daripada yang kita duga," imbuhnya.

Belum diketahui pasti kapan proyek ini akan diluncurkan, dan kemungkinan pada 2023 para ilmuwan sudah menemukan solusi untuk mengatasi amonia dan tantangan lainnya.