JAKARTA - Platform media sosial Parler, mengatakan pada Senin, 20 Desember, bahwa mereka akan memperluas bisnisnya menjadi token non-fungible (NFT), dalam sebuah langkah yang mendukung pertumbuhan cepat aset digital dalam beberapa bulan terakhir.
NFT, yang merupakan aset digital yang biasanya dibeli dengan mata uang kripto atau dolar, mencakup semuanya mulai dari gambar, video, hingga teks. Catatan kepemilikan dilacak di blockchain, yang berfungsi sebagai buku besar publik yang memungkinkan siapa pun untuk memverifikasi keaslian NFT.
Diperdagangkan sejak sekitar tahun 2017, NFT awalnya mendapatkan popularitas pada awal tahun 2021 dan kemudian sekitar bulan Agustus.
Pekan lalu, mantan ibu negara AS, Melania Trump, meluncurkan usaha teknologi NFT dan blockchain, yang dipelopori oleh Parler.
BACA JUGA:
"Parler akan terus membangun penawaran digitalnya dengan saluran NFT yang membangun komunitas dan mendorong kreativitas sambil melanjutkan komitmennya terhadap kebebasan berbicara dan keamanan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, Senin, 20 Desember yang dikutip Reuters.
Aplikasi ini diluncurkan pada 2018 sebagai situs media sosial, menata dirinya sebagai ruang kebebasan berbicara bagi mereka yang mencari alternatif untuk platform utama seperti Facebook Inc dan Twitter. Ini dengan cepat mendapat daya tarik dari pendukung mantan Presiden AS, Donald Trump.
Parler, bagaimanapun, menjadi gelap selama sekitar satu bulan setelah terputus oleh platform teknologi utama Apple Inc, induk Google Alphabet Inc dan Amazon.com Inc yang menuduh aplikasi tersebut gagal mengawasi konten kekerasan, terkait dengan serangan 6 Januari yang mematikan di US Capitol oleh para pendukung Trump.